POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menegaskan komitmennya untuk fokus pada permasalahan masyarakat Jakarta menjelang Pilkada Serentak 2024. Hal ini disampaikan Anies menyusul hasil survei Indikator Politik Indonesia yang menunjukkan elektabilitasnya lebih tinggi dibandingkan dua pesaing utama, Ridwan Kamil dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Survei Indikator Politik Indonesia, yang dilakukan pada 18-26 Juni 2024 dengan melibatkan 800 responden menggunakan metode multi stage random sampling, menunjukkan bahwa Calon Gubernur yang diusung Partai Nasdem tersebut mendapatkan dukungan signifikan dari warga Jakarta. Hasil survei ini menempatkan Anies di urutan teratas dalam persaingan elektabilitas Pilkada DKI Jakarta 2024.
Dirinya menilai bahwa hasil survei tersebut mencerminkan prioritas masyarakat Jakarta, terutama terkait kebutuhan harga pokok dan lapangan pekerjaan.
“Survei itu menarik bagi saya terutama terkait dengan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat. Di survei itu terlihat bahwa kebutuhan pokok dan harga-harganya menjadi masalah yang paling prioritas bagi masyarakat Jakarta,” kata Anies ditulis.
Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa permasalahan lapangan pekerjaan juga menjadi perhatian utama. “Yang kedua adalah lapangan pekerjaan, dan selisihnya dengan persoalan-persoalan lain itu cukup signifikan,” ungkapnya.
“Jadi, saya ketika melihat survei indikator, berarti kebutuhan rakyat Jakarta tentang lapangan pekerjaan dan biaya hidup yang terjangkau itu yang menjadi prioritas kita,” tambahnya.
Meskipun hasil survei menunjukkan peningkatan dukungan, dia menyadari bahwa perjalanan untuk mengatasi persoalan masyarakat masih panjang. Menurutnya, berapapun angka yang ada di survei tersebut ia tetap merasa bahwa perjalanan dalam membangun masyarakat masihlah panjang.
“Kita akan terus fokus pada persoalan-persoalan yang ada di masyarakat,” tegasnya.
Survei ini juga mencatat bahwa ketiga calon, yaitu Anies Baswedan, Ridwan Kamil, dan Basuki Tjahaja Purnama, memiliki popularitas yang hampir optimal.
“Dari tiga nama utama, tampak masing-masing memiliki popularitas atau kedikenalan yang sudah optimal, sehingga tidak ada celah untuk meningkatkan basis elektoral melalui tingkat kedikenalan,” dikutip dalam survei yang diakses. (rup)
