Wamentan Fokus Swasembada Pangan dan Berupaya Kurangi Impor

POJOKBANDUNG.com, BANDUNG– Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono menyoroti sejumlah permasalahan di industri pertanian yang harus segera dibenahi. Ia mengejar target swasembada pangan dan berupaya mengurangi ketergantungan impor.

Ia mencontohkan salah satu permasalahan yang krusial adalah distribusi pupuk. Pengawasan harus lebih ketat dari hulu ke hilir agar distribusinya merata.

Selain itu, urusan benih yang kualitasnya harus sama agar produktivitas di semua wilayah tidak jomplang.

“Petani itu kan ada yang kita bantu benih dari pemerintah itu jumlahnya sekitar 18 persen dari total seluruh cakupan sawah. Ada sekitar 65 persen petani yang membeli benih padi yang sesuai standar, yang tersertifikasi,” kata dia usai acara Gebyar Perbenihan Tanaman Pangan di Soreang, Kabupaten Bandung, Sabtu (27/7).

“Masih ada sisa sekitar 15-20 persen petani yang kita tengarai. Khususnya banyak yang di luar Jawa benihnya itu benih bikin sendiri. Hasil panen kemudian ditanam lagi. Tentu produktivitasnya beda,” tuturnya.

Hasil usulan dari berbagai lembaga dan aktivis pertanian, pemerintah harus menyediakan benih dengan kualitas yang sama kepada para petani.

Isu pertanian menjadi salah satu hal krusial, karena Presiden terpilih Prabowo Subianto menuangkan visi pembangunan kedaulatan pangan.

“Beliau (Prabowo) tidak mau yang biasa, mesti ada sentuhan yang luar biasa. Nah, sejauh ini sudah digariskan oleh Bapak Menteri Pertanian,” jelas dia.

Untuk merealisasikan hal itu, kata Sudaryono, urusan sektor pangan mesti satu komando. Semua stakeholder untuk menyamakan visi untuk merealisasikan target swasembada pangan.

Di sisi lain, ia mengapresiasi kegiatan Gebyar Perbenihan yang menyediakan teknologi dan inovasi pertanian yang tepat dalam menghadapi dampak El Nino.

Kementerian Pertanian pun sedang mendorong penyediaan pompanisasi dan pipanisasi sehingga lahan pertanian yang terdampak El Nino mendapatkan pasokan air yang cukup agar produksi pertanian nasional tidak turun.

“Kita punya teknologi dan negara kita adalah negara yang tersedia sinar mataharinya dan sekarang kita saat sedang menghadapi kehadiran El Nino atau kemarau panjang,” kata dia.

“Selanjutnya pupuk dan benih harus dapat kita pastikan tersedia tepat waktu sampai ke petani. Tidak boleh terlambat, harus tepat waktu. Ibaratnya orangnya sakit, tapi obatnya tidak ada. Sebab target kita ke depan adalah swasembada pangan, kita harus kurangi impor,” pungkasnya.

loading...

Feeds

POJOKBANDUNG.com – Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) mengumumkan kerja samanya dengan Universitas Pasundan (Unpas) melalui penandatangan Nota Kesepahaman (Memorandum …