Ini Dia Cara Kang Arfi Ubah Kota Bandung Menjadi Tempat yang Liveable dan Loveable

POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Bakal Calon Wali Kota Bandung Arfi Rafnialdi menawarkan gagasan Kota Bandung yang Liveable dan Loveable. Hal itu disampaikan Kang Arfi saat menjadi narasumber dalam acara diskusi Bandung Ngariung di D’ Botanica Mall, Bandung, Rabu (24/7/2024).

Secara garis besar, Kang Arfi menjelaskan, Liveable bisa diartikan sebagai kota yang nyaman dan fungsional. Artinya, kata Kang Arfi, segala aspek layanan dari pemerintah yang menjadi daya dukung kehidupan warga berjalan optimal sehingga menciptakan kenyamanan bagi masyarakat.

“Ada dua hal yang ingin menjadi semangat membangun kota. Pertama Bandung harus jadi kota yang Liveable atau fungsional baik itu transportasi, persampahan, infrastruktur, pelayanan publik,” kata Kang Arfi.

Dengan berfungsinya semua layanan, maka rasa cinta masyarakat terhadap kotanya juga akan meningkat. Sebab, kecintaan masyarakat akan menjadi bahan bakar dalam membangun kotanya.

“Kedua, Bandung harus jadi kota yang loveable atau dicintai warganya, jadi ada jiwanya yang bikin orang betah tinggal atau ingin datang lagi ke Bandung,” papar Kang Arfi.

Menurut Kang Arfi, komitmen itu perlu hadir di Kota Bandung untuk menajamkan arah pembangunan ‘Kota Kembang’. Fungsionalitas layanan juga menjadi indikator pemerintah hadir untuk warganya.

“Karena kalau kota ini autopilot pun sebetulnya akan tetap hidup, bahkan bisa maju. Tapi kalau bicara keterarahan, percepatan pembangunan tentu perlu ada kehadiran pemerintah untuk berkomitmen bersama elemen warga,” tutur Kang Arfi.

“Harapannya, pemerintah punya komitmen dalam membangun kota bersama warga, sehingga dalam lima tahun kepemimpinan terasa dampaknya. Tidak harus selalu sifatnya kosmetik, tapi sesuatu yang mendasar dan fungsional bagi hajat hidup masyarakat,” paparnya.

Kang Arfi menambahkan, membangun Kota Bandung juga harus memprioritaskan urusan penting namun tidak mendesak. Sebab, program berkelanjutan akan menjadi investasi masa depan. Seperti urusan digitalisasi layanan, program smart city, reformasi birokrasi, hingga pendidikan karakter.

“Ada satu prinsip kalau kita mau jadi kota yang efektif, perlu lebih banyak perhatian waktu, tenaga, pikiran kepada hal yang penting tapi tidak mendesak. Karena hal yang penting dan mendesak pasti segera dikerjakan. Tapi kalau sibuk dengan itu saja nanti kita gak maju,” ucapnya.

“Justru semangat yang ditawarkan kepada setiap kelompok masyarakat yang saya temui, yuk kita sama-sama memberikan perhatian juga pada hal yang penting dan belum mendesak sekarang tapi akan jadi sesuatu berharga di masa depan. Urusan lingkungan, membangun karakter, mungkin gak harus sekarang tapi itu sangat penting untuk masa depan kota Bandung,” jelasnya.

loading...

Feeds