Pameran “Tubuh Antroposen” Menggugah Kesadaran Ekologis Melalui Seni

POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Pameran seni kontemporer bertajuk “Tubuh Antroposen” karya seniman Asmujo J. Irianto kini tengah berlangsung di Selasar Sunaryo Art Space Bandung. Pameran ini menampilkan karya-karya yang menggugah kesadaran akan dampak perilaku manusia terhadap kondisi bumi.

Kurator pameran sekaligus Pembimbing, Acep Iwan Saidi, mengungkapkan karya-karya yang dipamerkan kali ini merupakan hasil representasi Asmujo sebagai seniman terhadap perilaku manusia yang merusak lingkungan.

“Manusianya sih bagus, tapi sekelilingnya hancur, alam hancur. Jadi pameran ini mengingatkan bahwa jika manusia tidak merawat bumi, yang hancur ya manusia itu sendiri,” kata Acep.

Pameran ini juga merupakan bagian dari proyek disertasi Asmujo, seorang mahasiswa doktoral di Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB. Dia menjelaskan bahwa di FSRD ITB, terdapat dua jalur untuk disertasi seni: jalur kajian dan jalur proyek. Jalur kajian melibatkan penulisan disertasi, sementara jalur proyek, seperti yang diambil oleh Asmujo, melibatkan penulisan disertasi sekaligus berkarya.

“Karya Asmujo ini adalah bagian dari syarat untuk mengikuti sidang akhir. Pak Asmujo harus menulis juga, tetapi tidak seperti tulisan kajian, melainkan jurnal. Karya-karya ini akan dinilai setara dengan karya ilmiah Q-1,” jelasnya.

Ia menerangkan, tema sentral dari proyek disertasi Asmujo adalah relasi antara tubuh manusia dengan alam dalam konteks antroposen. Proyek ini berbasis riset yang mengeksplorasi fenomena-fenomena alam dan bagaimana mereka mempengaruhi tubuh manusia.

“Hasil akhir dari proses studi ini adalah karya seni yang berbasis pada riset tentang relasi tubuh dengan alam,” tuturnya.

Pameran “Tubuh Antroposen” tidak hanya menampilkan karya seni yang memikat, tetapi juga mengajak pengunjung untuk merenungkan dampak perilaku manusia terhadap lingkungan. “Ini adalah pengingat bahwa kita harus merawat bumi agar tetap bisa didiami,” pungkas Acep.

Sementara itu, Seniman Asmujo J. Irianto menyampaikan bahwa, proses pengkaryaan ini melibatkan penelitian ekstensif dan kolaborasi dengan berbagai pihak. Ia mengaku proses kreasi karya seni yang dipamerkan kali ini tercipta melalui pola umum seniman yakni, ide dasar berkembang dari refleksi terhadap kondisi sosial-budaya dan ekologi.

“Seni rupa kontemporer dianggap penting jika merefleksikan atau mengkritik kondisi kritis. Saya mengambil situasi kritis era antroposen untuk karya ini,” kata Asmujo.

Dia menjelaskan topik antroposen yang dimaksudnya tersebut mengacu pada era geologis dalam 300 tahun terakhir, di mana aktivitas manusia seperti industrialisasi dan modernisasi sangat mempengaruhi kondisi bumi. Selain itu, tidak populernya isu Antroposen di Indonesia membuatnya yakin untuk membagikan temuannya tersebut melalui karya-karya yang dihadirkannya.

“Topik antroposen jarang sekali dibahas di Indonesia, dan itulah yang menjadi konsen saya. Ini adalah upaya untuk menyoroti bagaimana perilaku manusia terhadap lingkungan dapat menyebabkan kerusakan ekologi yang parah,” ungkapnya.

Menurutnya, karya seni dapat berfungsi sebagai medium untuk menyampaikan pesan penting mengenai pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. “Karya-karya ini adalah hasil dari proses panjang yang melibatkan riset mendalam tentang hubungan antara tubuh manusia dan alam. Saya berharap karya ini dapat menggugah kesadaran masyarakat tentang pentingnya merawat bumi,” ujarnya.

“Jika kita tidak segera melakukan upaya preventif, bumi akan semakin tidak layak huni. Pameran ini adalah pengingat bagi kita semua bahwa menjaga kelestarian lingkungan adalah tanggung jawab bersama,” tegasnya.

Pameran “Tubuh Antroposen” karya Asmujo J. Irianto ini berlangsung di Selasar Sunaryo Art Space (SASS) Bandung sejak Jumat (5/7) hingga Minggu (28/7) mendatang. Untuk diketahui karya yang dipamerkan tersebut masih akan bertambah seiring proses kolaboratif yang akan dilakukan dengan beberapa seniman. (rup)

 

loading...

Feeds

Penggiat Event Curhat ke Kang Arfi

Penggiat Event Curhat ke Kang Arfi

POJOKBANDUNG.com, BANDUNG- Konser band kawakan Sheila On 7 sempat direncanakan berlokasi di Kota Bandung pindah ke Kabupaten Bandung. Hal itu menjadi …