POJOKBANDUNG.com, BATUJAJAR – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Barat kerahkan petugas kebersihan sungai, hingga bekerja sama dengan Satgas Citarum Harum dan relawan kebersihan dari Bening Saguling. Hal itu dilakukan untuk membersihkan 200 ton sampah yang mencemari sungai Citarum di Blok Desa Selacau Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat.
Kepala DLH Jabar, Prima Mayaningtyas mengatakan, sampah yang menggenangi sungai citarum tepatnya di bawah jembatan BBS Batujajar tersebut kebanyakan merupakan sampah rumahan.
“Bisa kita lihat plastik bekas bungkus makanan jumlahnya ada di kisaran 60 persen ada pula eceng gondok. Sampah-sampah tersebut sepertinya terbawa dari Kota Bandung, Kabupaten Bandung, hingga Kota Cimahi,” ujar dia, Rabu (12/ 6).
Dari jumlah sampah yang menggenang tersebut, ujar dia, bisa dihitung sungai yang tertutup membentang sepanjang tiga kilometer dengan lebar badan sungai 60 meter.
“Kurang lebih jika dihitung tonase, walaupun tidak persis mungkin sekitar 100-200 ton sampah. Dengan hitungan densitas air 0,47 kilogram per meter kubik” kata dia.
Pihaknya mengatakan, untuk membersihkan sampah tersebut perlu waktu satu minggu, sehingga guna mempercepat waktu pembersihan. Dirinya bekerjasama dengan Satgas Citarum Harum dan relawan kebersihan dari Bening Saguling untuk bergotong royong melakukan pembersihan.
“Nanti mungkin akan ditambah alat berat dari Satgas Citarum Harum, sehingga bisa mempersingkat pembersihan sampah di sungai tersebut,” ucapnya.
Sementara itu, Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin menyoroti masih maraknya perilaku buruk masyarakat dalam membuang sampah sembarangan. Sehingga sampah tersebut sering mencemari sungai.
“Kita lihat masih adanya kebiasaan buruk membuang sampah ke sungai, sehingga bisa kita melihat tumpukan sampah di sungai citarum. Masalah lain saat sampah itu masuk sungai saat ada sedimentasi, bisa kita lihat sungai jadi tertutup oleh sampah,” ungkap dia.
Lebih lanjut, dalam perhitungannya, untuk membersihkan sampah yang bertumpuk di sungai citarum tersebut perlu waktu satu minggu. Pasalnya sampah yang ada di sungai tersebut memiliki jumlah yang banyak.
“Mungkin butuh waktu seminggu untuk membersihkannya. Sampah-sampah ini berasal dari daerah Cekungan Bandung yang akhirnya bermuara di sini,” ucapnya.
Menilik masalah sampah yang tak kunjung usai, Bey mengatakan, untuk menyelesaikanya tidak bisa dibebankan pada salah satu pihak saja. Sehingga perlu kerjasama antara masyarakat, pemerintah, hingga pihak swasta.
“Tidak bisa melulu menyalahkan pemerintah saja, untuk menyelesaikan permasalahan sampah ini perlu kerjasama semua sektor. Sehingga kelak tidak terjadi lagi permasalahan serupa di sungai ini,” pungkasnya. (adv/kus)