POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Menteri Sosial Tri Rismaharini menegaskan penanganan warga terdampak longsor di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, KBB harus dilakukan maksimal.
Ia mengatakan, para korban terdampak bencana tersebut merasa kebingungan. Pasalnya, warga terdampak kehilangan harta benda dan juga rumah yang hancur tergerus tanah longsor.
“Mereka rata-rata kebingungan karena rumahnya hilang. Saya yakin dari pemerintah ada, cuman tidak bisa di tempat yang lama karena kondisinya berbahaya,” katanya.
Ia menambahkan, dengan kondisi yang tidak mungkin ditempati kembali pemerintah tentu akan mencarikan lahan pengganti yang aman untuk dijadikan hunian warga.
“Gak mungkin kembali ke tempat yang lama, masalahnya harus cari lahan yang aman supaya tidak ada korban lagi,” katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, pihaknya pun akan berkolaborasi dengan semua pihak terkait penanganan warga di pengungsian. Terlebih tidak cukup waktu singkat dalam menyelesaikan persoalan pasca bencana.
“Kami kerjasama dengan TNI-POLRI dan Pemda, karena kita prediksi gak bisa satu dua hari seperti ini, pasti pengungsian bakal lama karena mereka kehilangan tempat tinggal,” katanya.
“Jadi, yang harus kita siapkan adalah air bersih, toilet dan sebagainya. Terutama buffer stok, tadi daerah atau jalan yang kita lewati itu sangat labil struktur tanahnya karena tergerus air dan sebagainya. Itu penanganannya untuk suplai makanan,” katanya.
Ia menyebut, pihaknya pun bakal melakukan upaya trauma healing terutama bagi anak-anak yang terdampak bencana tanah longsor tersebut.
“Terus nanti kita siapkan trauma healing. Dari Polri juga sudah menyiapkan, nanti dari kami untuk anak-anak.Untuk trauma healing kita mulai besok,” katanya.
“Kita juga akan buatkan sekolah sementara. Jadi nanti kalau kita sudah selesai trauma healing, kita akan ajarkan mereka untuk beraktivitas,” katanya.
Ia menegaskan, pihaknya pun bakal memberikan perhatian khusus kepada warga yang lahan pertaniannya ikut terdampak oleh bencana tanah longsor tersebut.
“Kalau tadi bapak-bapak, mereka kan petani dan lahan pertanian juga ikut kena hilang. Jadi, nanti mungkin kita akan ubah menjadi peternakan,” katanya.
“Dan kita akan siapkan bantuan agar mereka bisa beternak. Sementara ibu-ibu kita ajarkan untuk menjahit dan kerajinan,” tandasnya. (kro)