Bencana Pergerakan Tanah di Rongga, Pemkab Bandung Barat Tetapkan Status Tanggap Darurat

POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Pemkab Bandung Barat menetapkan status tanggap darurat bencana pergerakan tanah di Kampung Cigombong, Desa Cibedug, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Berdasarkan data BPBD KBB menyebut, akibat bencana tersebut sebanyak 48 rumah terdampak dan 10 diantaranya mengalami rusak parah. Selain itu, bangunan kelas SDN Babakan Talang pun mengalami kerusakan.

Sementara itu, sebanyak 192 warga yang berada di kawasan terdampak pun harus mengungsi ke tempat yang lebih aman yakni di Gedung Islamic Center.

Pejabat (Pj) Bupati Bandung Barat, Arsan Latif menjelaskan, kebijakan penetapan status darurat bencana tersebut rencananya berlaku dalam satu pekan ke depan.

“Kita tetapkan tanggap darurat bencana pergerakan tanah sejak kemarin sampai sepekan ke depan. Kebijakan ini supaya proses penanganan lebih cepat,” katanya, Jumat (1/3/2024).

Ia menambahkan, pihaknya bakal memenuhi seluruh kebutuhan pengungsi baikkebutuhan logistik dan obat-obatan hingga membangun dapur umum bagi masyarakat yang tinggal di pengungsian.

“Kita pastikan semua kebutuhan dasar terpenuhi. Saya gak mau mereka mengungsi tak kebutuhan mereka tak tercukupi. Mereka harus nyaman dan pemerintah harus menjamin itu,” katanya.

Lebih lanjut ia mengatakan, kondisi Kampung Cigombong, Desa Cibedug yang menjadi lokasi bencana pergerakan tanah ini sudah tidak layak menjadi pemukiman penduduk.

“Daerah ini berada di lereng curam dan kondisi tanahnya terus bergerak sehingga tak ideal untuk dibangun rumah. Untuk langkah relokasi kita akan putuskan segera. Nanti kita cari dulu lokasi yang pas dan aman,” katanya.

Ia menegaskan, pihaknya bakal menggandeng Badan Geologi untuk melakukan kajian terkait struktur tanah serta penyebab bencana pergerakan tanah di lokasi tersebut.

“Kajian geologi pasti kita lakukan. Itulah tugas Pemerintah harus hadiri di sana untuk memastikan keselamatan. Bagaimana teknisnya, biar kami yang urus,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Disdik KBB Asep Dendih mengatakan, dari total 8 ruangan kelas sebanyak 5 ruangan mengalami rusak berat dan sisanya rusak ringan.

“Lima ruangan rusak berat nyaris rata dengan tanah, satu diantaranya ruangan perpustakaan. Tapi tiga ruangan lainnya juga mengalami retak-retak pada dinding dan lantainya. Jadi semuanya sudah tidak bisa lagi digunakan untuk kegiatan ,” katanya.

“Bencana pergerakan tanah membuat ratakan melebar sekitar 2 meter dengan kedalaman sekitar 1 meter. Inilah yang kemudian membuat struktur pondasi bangunan terdampak sampai akhirnya ambruk,” sambungnya.

Ia menyebut, dalam peristiwa pergeseran tanah tersebut para siswa sudah tidak menempati ruangan kelas. Hal tersebut lantaran kegiatan pembelajaran siswa telah berpindah ke ke MTs Al Ikhlas.

“Jauh-jauh hari kami sudah melakukan antispasi dengan mengosongkan sekolah dan memindahkan KBM ke MTs Al Ikhlas yang berjarak sekitar 1 kilometer dari SDN Babakan Talang,” katanya.

“Sebelum memindahkan KBM ke MTs Al Ikhlas, kami sudah berkoordinasi dengan Kemenag KBB. Totalnya ada 90 siswa dari kelas 1-6 yang untuk sementara menumpang belajar ke MTs,” imbuhnya.

Ia menegaskan, pihaknya sudah melayangkan surat kepada BPBD KBB agar melakukan kajian geologi di lokasi pergeseran tanah. Hal tersebut dilakukan untuk menentukan kebijakan kedepannya.

“Kalau dinyatakan rawan bencana, maka kami berencana akan merelokasi ke tempat yang lebih aman. Selain itu, kami pun akan berkoordinasi dengan aparat kewilayahan maupun Forkompimcam Rongga,” pungkasnya.

Warga setempat, Titang (62) mengatakan, sebelum rumah miliknya ambruk kerap kali terjadi getaran di sekitar lokasi pergerakan tanah. Akibatnya, bangunan ambruk dan juga mengalami kerusakan.

“Sebelum ambruk tanah sering bergetar sebelum retak. Baru hari kemarin gempa besarnya. Dalam hitungan detik sekolahan ambruk karena tanah di halamannya terbelah,” katanya.

“Hari Sabtu sama Minggu pekan kemarin itu hujan deras dulu di sini. Waktu itu belum terasa apa-apa. Warga juga masih hidup normal beraktivitas biasa,” sambungnya.

Ia menegaskan, rumah miliknya ambruk beberapa saat setelah ia mengungsi. Saat ini, Titang dan keluarganya sementara tidur di pengungsian di gedung Islamic Center Rongga.

“Semoga ada kejelasan dari pemerintah. Apakah harus relokasi, atau bagaimana. Insyaallah kami ikhlas menerima cobaan bencana ini,” tandasnya. (kro)

loading...

Feeds