POJOKBANDUNG.com, NGAMPRAH – Harga beras yang tak kunjung turun tidak hanya dikeluhkan oleh masyarakat. Namun hal tersebut juga berdampak bagi para pelaku usaha kuliner.
Untuk saat ini harga beras di pasaran di Kabupaten Bandung Barat tidak kunjung stabil. Harga beras medium mencapai Rp15 ribu per kilogram dan premium Rp. 16.500 per kilogram.
Salah seorang pengusaha ayam Geprek, Gilang (34) mengatakan, kenaikan harga tersebut berdampak pada usaha yang dilakoninya sejak beberapa tahun lalu.
“Jelas berdampak karena harga beras di Pasaran terus mengalami kenaikan bahkan ada sampai Rp18 ribu per kilogramnya,” katanya Kamis (22/2/2024).
Ia menambahkan, akibat tidak stabilnya harga beras dirinya pun terpaksa harus menaikan harga 5 sampai 10 persen harga per porsi dari harga biasa.
“Kalau lagi normal harga Rp20 ribu per porsi dan untuk sekarang naik menjadi Rp21.500 sampai 22.000 per porsi,” katanya.
Masih kata Gilang, saat ini dampak dari kenaikan harga beras tersebut juga berimbas pada menurunnya pendapatan dari usaha yang dijalaninya.
“Biasanya dalam satu hari itu bisa sampai 100 porsi, nah untuk sekarang paling 35 sampai 50 porsi saja,” katanya.
Ia menyebut, selain menaikkan harga dalam menghadapi kenaikan beras ini pun dirinya mengurangi porsi nasi dalam setiap paketnya.
“Tentu tidak sama porsi nasinya untuk sekarang berkurang. Tetapi untuk kualitas beras yang dipakai tetap sama walaupun harganya memang naik,” katanya.
Dia berharap, pemerintah dapat mengambil kebijakan tepat dalam menyikapi kenaikan harga beras yang berdampak tidak hanya bagi masyarakat saja.
“Bagi kami pelaku usaha kuliner kenaikan ini sangat memberatkan. Semoga pemerintah bisa segera memberikan solusi agar beras tidak mahal,” tandasnya. (kro)
