POJOKBANDUNG.com, SOREAN – Bupati Bandung, Dadang Supriatna berencana membangun enam danau retensi baru guna mengatasi bencana banjir yang kerap melanda wilayah Kabupaten Bandung.
Rencana percepatan pembangunan enam danau baru ini pun sudah diajukannya ke Direktorat Jendral Pembiayaan Infrastruktur Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Ia menilai adanya enam danau baru tersebut akan melengkapi infrastruktur pengendali banjir lainnya yang saat ini sudah ada di Kabupaten Bandung, seperti Danau Cieunteung, Danau Retensi Sinaraga Andir, dan Terowongan Air Citarum di Nanjung Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung.
“Rencana percepatan pembangunannya ini sudah kami ajukan ke ditjen pembiayaan infrastruktur, kami berharap ke depannya agar bisa segera dibangun enam danau baru termasuk yang di Tegalluar untuk pengendalian banjir di sini,” kata Dadang.
Ia menyebutkan keenam lokasi danau baru tersebut nantinya akan ada di wilayah Desa Tegalluar Kecamatan Bojongsoang, Desa Rancaekek Wetan, Desa Rancaekek Kulon, Desa Tegal Sumedang dan Desa Sukamanah Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung.
“Enam danau itu nanti akan jadi tempat penampungan air dan melengkapi fasilitas pengendali banjir yang sudah ada sebelumnya seperti, Danau Cieunteung, Danau Retensi Sinaraga Andir, dan Terowongan Air Citarum di Nanjung Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung,” ungkapnya.
Tak hanya sebagai sarana pengendali banjir yang kerap melanda, Dadang pun melihat dengan adanya danau baru maka akan bisa dimanfaatkan sebagai sumber air baku di Kabupaten Bandung. Salah satu danau yang direncanakan sebagai penyedia sumber air baku tersebut adalah Danau Tegalluar.
“Danau Tegalluar ini selain jadi tempat parkir air sebelum ke Citarum, kita juga siapkan sebagai penyedia sumber air baku. Nantinya ada lima fungsi utama dari Danau baru tersebut,” ujarnya.
“Pertama, untuk penampungan air sementara dan bersinergi dengan program Citarum Harum. Kedua, bisa digunakan untuk persediaan air baku dan diolah oleh PDAM untuk kebutuhan masyarakat, ketiga untuk pengisian air bawah tanah, keempat untuk energi listrik dengan menggunakan panel surya, dan kelima untuk destinasi wisata,” pungkasnya. (rup)