POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Progress pembangunan Taman Miniatur Ka’bah yang berada di lingkungan Pemkab Bandung Barat telah mencapai 80 persen. Bahkan rencananya penamaan taman tersebut bakal disisipkan nama Pj Bupati Bandung Barat, Arsan Latif.
Kepala Bagian Kesra Setda Bandung Barat, Hasanudin mengatakan, penamaan Taman Miniatur Ka’bah (TMK) dengan menyisipkan nama Pj Bupati Bandung Barat tersebut merupakan bentuk penghargaan bagi Arsan Latif sebagai inisiator.
“Kenapa pakai nama beliau, karena untuk menghargai jasa beliau karena sebagai inisiator pembangunan taman ini. Semua tokoh termasuk MUI juga sudah sepakat,” katanya.
Ia menambahkan, sejauh ini rencana penamaan tersebut baru sebatas usulan. Namun untuk kepastian nama TMK ini bakal ditetapkan usai pembangunannya rampung 100 persen.
“Ini baru usulan. Nanti baru resmi namanya ditetapkan ketika pembangunan ini rampung dan diresmikan. Kita lihat bagaimana respons masyarakat, apakah positif atau tidak ini (taman) diberi nama pak Pj Bupati Bandung. Kita juga terima usulan dari yang lain,” katanya.
Ia menyebut, pendanaan pembangunan TMK di lingkungan Pemkab Bandung Barat tersebut sepenuhnya tidak menggunakan dana yang bersumber dari APBD. Melainkan berasal dari sumbangan sukarela.
“Kehadiran taman ini bisa memfasilitasi kegiatan agama manasik haji bagi calon jamaah haji atau pun siswa sekolah. Ini semuanya Non-APBD, dananya berasal dari sumbangan. Prinsifnya kita ingin memberi kebermanfaatan bagi kegiatan manasik haji,” tandasnya.
Sementara itu, Anggota Kelompok Riset Cekungan Bandung (KRCB), T Bachtiar mengatakan, berdasarkan PP Nomor 2 Tahun 2021 menegaskan bahwa nama rupabumi menghindari penggunaan nama orang yang masih hidup.
“Aturan ini berlaku untuk nama jalan, nama fasilitas umum, taman, dan lainnya sebagai penanda geografi,” kata penulis buku Toponimi: Susur Galur Nama Tempat di Jawa Barat tersebut.
Ia menambahkan, bahwa nama rupabumi menghindari penggunaan nama orang yang masih hidup dan dapat menggunakan nama orang yang sudah meninggal paling singkat lima tahun terhitung sejak yang bersangkutan meninggal.
“Memberikan penghormatan kepada orang yang sudah berjasa itu sangat terpuji, namun jangan lupa, ada aturannya,” katanya.
Sementara itu, Pengamat Ilmu Pemerintahan dan Politik dari Universitas Nurtanio Bandung, Djamu Kertabudi mengatakan, pemerintah tidak sembarangan menentukan nama rupa bumi atau suatu tempat baik yang bersifat alam maupun buatan. Ada ilmu yang mendasarinya, yaitu ilmu toponimi berupa bidang ilmu linguistik yang digunakan sebagai dasar kajian penamaan rupa bumi dengan pendekatan budaya dan sejarah.
“Artinya apabila yang direkomendasikan sosok nama orang, dapat dipastikan orang ini sosok tokoh yang berjasa besar dan berkaitan langsung dengan aspek sejarah atau budaya setempat, yang jasanya patut dikenang karena orangnya sudah meninggal dunia,” katanya.
Ia menambahkan, terkait rencana panamaan TMK menggunakan nama Pj Bupati Bandung Barat (Arsan Latif) tersebut memang memicu berbagai reaksi di Kalangan Masyarakat. Oleh karena itu, harus ada pengkajian yang matang.
“Karena nama ini ditentukan secara sepihak dan tiba-tiba. Seperti siapa A. Latif itu ?, jasa apa yang telah diberikan kepada masyarakat KBB ?, apakah orangnya sudah meninggal dunia?. Pemberian nama ini apakah sudah dilakukan melalui kajian semestinya?,” katanya.
Ia menegaskan, persoalan pembangunan TMK pun masih diliputi suasana misteri yang tidak menunjukan kaidah transparansi dan akuntabilitas baik dari pendanaan maupun pengerjaannya.
“Seperti halnya siapa penanggung jawab pelaksanaan pembangunan TMK ini, berapa dana yang tersedia, bersumber dari mana saja. Hal ini pernah dikkarifikasi kepada beberapa pejabat yang kompeten di bidangnya, ternyata tidak memberikan jawaban yang jelas,” tandasnya.
Sementara itu, salah seorang pengunjung, Rafifah mengatakan, dirinya datang ke sana penasaran dengan kondisi taman yang baru di lingkungan Pemkab Bandung Barat tersebut.
“Baru sekarang datang ke sini, tapi belum semuanya beres. Saya ke sini bawa anak saya sekalian foto-foto,” katanya.
Saat disinggung terkait penamaan TMK tersebut, ia mengatakan, lebih baik menggunakan nama para pendiri KBB ataupun nama mantan Bupati Bandung Barat yang memang sudah tiada tapi jasanya dirasakan masyarakat sampai saat ini.
“Kayak misalnya rencana pa Hengky Kurniawan yang mau memberikan nama jalan di Kiarapayung menjadi nama tokoh pendiri KBB yang sudah tiada saat ini belum terealisasi. Mending itu aja dulu,” katanya. (kro)