POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Sebuah rekaman video kemarahan petani pisang akibat kebunnya dilewati para crossser yang berjumlah ratusan viral di media sosial.
Bahkan dalam video yang beredar luas di kalangan masyarakat tersebut terlihat percakapan antara pemilik kebun dengan salah seorang crosser.
“Jalan teh lega,” kata pemilik kebun seperti dikutip dari cuplikan video.
Selanjutnya, crosser yang merekam insiden tersebut sempat meminta maaf dan berdalih menggunakan lajur tersebut lantaran macet.
“Karena macet nanti digantiin yah pa,” kata si crosser.
“Sekarang,” timpal pemilik kebun pisang dengan nada tinggi.
“Oh siap pak saya gantiin sekarang pa. Tapi jangan marah-marah yah pa nanti ada panitia yang gantiin. Dari saya digantiin dari panitia digantiin lagi,” kata si crosser.
Selanjutnya, si crosser pun menanyakan nominal ganti rugi yang harus dikeluarkan akibat kerusakan kebun yang diakibatkan para crosser tersebut.
“Minta 15 satu poli saya. 150 ribu per poli,” kata si pemilik kebun.
Sementara itu, tidak berselang lama si pemilik kebun meminta ganti rugi senilai Rp100 ribu namun permintaan tersebut tidak dipenuhi.
“Maaf pa yah karena nanti ada penggantian lagi dari panitia nanti. Saya kasih Rp50 ribu saja karena saya baru lewat jalur sini pa,” kata si crosser.
Berdasarkan hasil penelusuran, video tersebut merupakan event motor crosser yang dilaksanakan di kawasan pegunungan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB), pada Minggu (7/1/2024) pekan lalu.
Kapolsek Cipatat AKP Kusmawan mengatakan, peristiwa rusaknya kebun pisang oleh ulah oknum crosser tersebut terjadi di kawasan Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat.
“Video itu adalah video yang direkam saat event komunitas motor di kawasan Desa Ciptaharja, Cipatat. Tapi baru viralnya sekarang,” katanya saat dihubungi, Jumat (12/1/2024).
Ia menjelaskan, peristiwa ini terjadi akibat sejumlah crosser yang keluar jalur dari jalur yang sudah disiapkan oleh panitia pelaksana event tersebut.
“Mungkin mereka nyasar masuk ke kebun pisang. Padahal panitia sudah memasang petunjuk arah. Untuk lokasi kebun pisangnya di sebelah mana itu Kepala Desa atau panitia yang tahu teknisnya,” katanya.
Masih kata dia, pemilik kebun pisang yang rusak tersebut sudah diminta untuk melakukan pelaporan peristiwa itu dan menghitung kerugian yang dialami akibat kebunnya dilewati oleh para crosser.
“Ketika ada event itu, semua kepala desa rapat. Kemudian jika ada warga yang mengalami kerugian atas kerusakan perkebunannya, diminta segera menyampaikan ke kepala desa. Nanti kepala desa menyampaikan ke panitia untuk dilakukan penggantian,” katanya.
Ia menegaskan, hingga saat ini laporan belum dilakukan oleh para pemilik kebun yang merasa dirugikan dan persoalan tersebut diselesaikan secara kekeluargaan antara Kepala Desa dengan pihak panitia acara.
“Viralnya mungkin baru, apakah itu sudah selesai apa belum kita tidak tahu. Karena penyelesaiannya antara kepala desa langsung ke panitia. Selama ini dari warga ke polsek tidak ada yang lapor, dari kepala desa juga gak ada laporan jadi kami tidak tahu,” pungkasnya (Kro)