POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Ekspos hasil simulasi Pemilu 2024 Radar Bandung memasuki hasil untuk DPRD Kabupaten Bandung dam Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Simulasi Pemilu 2024 Radar Bandung yang digelar serentak pada 12 Desember 2023 lalu untuk surat suara DPRD KBB dihuni mayoritas wajah baru, hanya petahan dari PKS saja yang muncul dan memimpin perolehan suara simulasi.
Untuk lima besar perolehan suara terbanyak caleg pada Simulasi Pemilu 2024 Radar Bandung untuk suara DPRD KBB, posisi pertama dihuni petahana dari Partai Keadilan Sejahtera yakni Hj. Nur Djulaeha dengan raihan 8,51 persen diikuti caleg PKS lainnya yakni H. Agus Susanto dengan 2,13 persen suara.
Posisi ekdua ada PDI Perjuangan dengan caleg Fajar Taufik dengan raihan 7,45 persen diikuti caleg PDI Perjuangan lainnya Hj. Tini Hartini dengan raihan 2,13 persen.
Posisi ketiga ada Partai Gerakan Indonesia Raya dengan caleg Pipih Supriati dengan raihan 3,19 persen dan caleg caleg Amung Ma’Mur dengan raihan 2,13 persen.
Posisi keempat ada Partai Kebangkitan Bangsa dengan caleg Lutfi Abdul Azim raihan suara 2,13 persen dan caleg Asep Sudrajat dengan raihan suara 2,13 persen.
Posisi kelima ada Partai Golongan Karya dengan caleg Asep Miftah S dengan raihan 2,13 persen diikuti caleg Meri Widora dengan raihan 2,13 persen suara.
Menyikapi hasil Simulasi Pemilu 2024 Radar Bandung untuk dapil 1 KBB, Pengamat Politik dari Universitas Jenderal Ahmad Yani (Unjani), Arlan Siddha mengatakan, kemunculan wajah baru Calon anggota legislatif (Caleg) pada hasil survei merupakan hal biasa dan dinamika yang terjadi menjelang pemilu.
Ia mengatakan, hal tersebut bisa terjadi lantaran adanya ketidakpuasan masyarakat terhadap para anggota legislatif saat menjabat sebelumnya. Oleh karena itu, pilihan masyarakat jatuh kepada caleg baru.
“Ditambah lagi ada strategi-strategi politik baru yang mungkin dilakukan oleh caleg-caleg baru. Sehingga bermunculannya wajah-wajah baru yang mendominasi hasil survei menurut saya hal yang biasa,” katanya saat dihubungi, Selasa (2/1).
Ia menambahkan, pilihan masyarakat kepada caleg baru tersebut bisa saja dipengaruhi lantaran para caleg petahana tidak memenuhi janjinya saat menjabat sebagai anggota legislatif.
“Karena bisa saja masyarakat mulai jenuh dengan janji yang diberikan oleh caleg lainnya. Sehingga ada alternatif lain untuk melihat wajah-wajah baru di caleg,” katanya.
“Wajah baru yang dimaksud ini adalah wajah baru yang memiliki tingkat cenderung kepercayaan. Misalnya dia memiliki trek record walaupun dia trek record seorang parlemen. Menurut saya hal tersebut ya hal yang wajar setiap pemilu selalu ada wajah baru dan wajah lama gitu bermunculan,” imbuhnya.
Ia menyebut, kehadiran pendatang baru dalam kontestasi pileg 2024 mendatang di Bandung Barat yang muncul ke permukaan bisa saja dipengaruhi karena para caleg baru tersebut cenderung langsung turun ke masyarakat.
“Tentunya mereka ini kan selain pertama adalah wajah baru ini meyakinkan lah ya masyarakat dengan strateginya turun langsung ke bawah,” katanya.
“Kan berbeda dengan caleg yang lain (lama), ya ada juga yang turun ke bawah mereka memaksimalkan dengan kerja-kerja timnya kalau caleg baru kan cenderung semangat turun ke jalan itu salah satunya,” katanya.
Ia menyebut, turunnya kepercayaan masyarakat kepada caleg petahana di Kabupaten Bandung Barat bisa saja dipengaruhi lantaran turunnya kepercayaan masyarakat. Salah satunya, kurang optimalnya memperjuangkan hak masyarakat.
“Misalnya faktor-faktor memperjuangkan hak masyakaratnya, yang kedua bisa juga ada faktor yang lain gitu nah faktor yang lain bisa saja misalnya kecendrungan calegnya tidak sering muncul di permukaan untuk memperjuangkan hak masyarakat,” sebutnya.
Ia menegaskan, para caleg yang terpilih nantinya harus dapat menunjukkan komitmennya kepada masyarakat. Terlebih fungsi legislatif tersebut harus mampu menuntaskan persoalan yang ada di Kabupaten Bandung Barat.
“Paling tidak mereka yang sudah terpilih untuk membuktikan kwalitas kerjanya sampai lima tahun mendatang dan bisa di pilih kembali untuk lima tahun mendatang. Harus membuktikan kerja maskimalnya ya,” tandasnya. (kro/b)