POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Provinsi Jawa Barat saat ini memiliki ekosistem data jabar (EDJ) yang mampu menghubungan data antakabupaten/kota. Data ini pun bisa diakses secara umum untuk mendorong masyarakat mencari pendataan yang tepat untuk mendukung kebutuhan data sehari-hari.
Staf Khusus era Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, Bidang Transformasi Digital & Reformasi Birokrasi, Ir H Juwanda mengatakan, kehadiran EDJ tidak terlepas dari keinginan Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat awal menjabat untuk menjadikan provinsi ini sebagai provinsi digital. Selama periode empat tahun terakhir (2019-2022), langkah-langkah strategis pundilakukan untuk mewujudkan Jabar Juara yang didukung oleh data dan teknologi.
“Sehingga mampu meningkatkan kualitas pelayanan publik dan pengambilan kebijakan yang responsif, adaptif, dan inovatif,” kata Juwanda melalui siaran pers.
Dia menuturkan, salah satu tantangan utama dalam proses digitalisasi adalah keberagaman standar data. Setiap sistem atau aplikasi menggunakan format dan standar yang berbeda, sehingga membuat sulitnya memahami informasi secara efektif. Masalah tersebut semakin rumit dengan adanya kesulitan dalam menyinkronkan data yang diperbarui di berbagai sistem terhubung. Akibatnya, akurasi dan konsistensi data antar sistem menjadi terancam, yang pada akhirnya berdampak pada proses pengambilan keputusan.
Perbedaan struktur dan bahasa data juga menjadi hambatan dalam pertukaran data yang lancar antara sistem-sistem yang berbeda. Begitu pula dengan keterkaitan antara interoperabilitas data dengan keamanan dan privasi yang menjadi perhatian khusus dalam menjaga keamanan data yang dikirim dan diterima.
Meskipun dihadapkan dengan ragam tantangan, Pemdaprov Jabar, Diskominfo Jabar, dan JDS terus berupaya mencari solusi terbaik. Salah satu inisiatif yang telah dilakukan adalah program interoperabilitas data yang melibatkan replikasi dan integrasi data antara Provinsi Jawa Barat dengan kabupaten dan kota.
Guna memberikan solusi, Ekosistem Data Jabar hadir pada Maret 2021. Melalui produk-produk EDJ seperti Satu Data Jabar dan Open Data Jabar, replikasi data menjadi lebih terstruktur, sementara integrasi data diwujudkan melalui Application Programming Interface (API) dataset dan metadata.
Dalam implementasinya, portal data ini juga melibatkan perangkat daerah di lingkungan Pemdaprov Jabar untuk proses pendampingan konten dataset sebagai upaya memastikan standar dan kualitas data yang seragam di tingkat provinsi dan kabupaten/kota di Jawa Barat.
“Lebih dari 17.000 dataset terintegrasi, nilai SPBE Jabar meningkat
Dampaknya mulai terlihat nyata. Portal data di lingkungan perangkat daerah kabupaten/kota telah mengadopsi tata kelola data yang sama dengan portal data pada EDJ,” papar Juwanda.
Peningkatan nilai Sistem Pengelolaan Basis Data Elektronik (SPBE)–khususnya indikator 23 dan 43 di kabupaten/kota–menjadi bukti kesuksesan atas apa yang telah ditanamkan. Lebih dari 17.046 dataset dari kabupaten/kota telah berhasil diintegrasikan dengan portal data di 27 kabupaten/kota di Jawa Barat.
Ke depannya, EDJ diharapkan menjadi solusi bagi pengembangan masyarakat dan pemerintah yang unggul melalui penyediaan data, informasi, dan pengetahuan berkualitas. Dengan memastikan pengambilan keputusan berdasarkan data, Provinsi Jawa Barat akan semakin dekat dengan mewujudkan visi menjadi Provinsi Digital yang dinamis dan inovatif.