POJOKBANDUNG.com, SOREANG – Mengantisipasi adanya ancaman bencana hidrometeorologi selama musim hujan tahun 2023/2024, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat telah menyiapkan anggaran sebesar Rp. 200 miliar sebagai anggaran tak terduga untuk membantu masyarakat yang terdampak bencana.
Pelaksana Jabatan Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin menjelaskan anggaran sebesar Rp. 200 miliar tersebut merupakan anggaran yang sudah disiapkan oleh Pemprov pada tahun 2023.
“2023 itu kami siapkan Rp. 200 miliar, kalau 2024 itu belum karena saat ini masih tahap pembahasan. Intinya prioritas kami untuk membantu masyarakat jadi nantinya dana itu bisa digeser sesuai dengan kebutuhannya di mana,” kata Bey, usai memimpin Apel Lintas Sektor Kesiapan Siagaan Penanganan Bencana Hidrometeorologi yang digelar di Dome Balerame, Soreang, Rabu (8/11).
Dirinya menjelaskan beberapa jenis bencana yang kerap melanda di wilayah Jawa Barat antara lain adalah bencana banjir dan tanah longsor. Guna mengantisipasi bencana tersebut pihaknya pun kini telah menginstruksikan jajarannya untuk melakukan pembersihan di kawasan sungai.
“Untuk Banjir, Antisipasi kami sejak awal itu melakukan pembersihan sungai – sungai yang ada, salah satunya itu Sungai citarum,” terangnya.
Ia pun telah meminta kepada seluruh pemerintah daerah kota dan kabupaten yang ada di Jawa Barat untuk bersiaga menghadapi potensi ancaman bencana hidrometeorologi. “Semua daerah itu sudah kami instruksikan untuk siap siaga menghadapi ancaman bencana yang ada terutama banjir dan longsor,” katanya.
“Kalau dari data kami daerah yang paling banyak terdampak itu di wilayah Sukabumi dan Bogor, tapi saya ingatkan lagi untuk daerah lain juga harus siap,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat, Dani Ramdan mengatakan, pihaknya pun terus melakukan sosialisasi melalui para relawan yang tergabung dalam Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) untuk melakukan mitigasi bencana.
“Misalnya di lingkungan rumah masing-masing, membersihkan saluran – saluran air. Sementara unruk wilayah sungai, kita kerjasama dengan BBWS untuk melakukan susur sungai. Terutama di wilayah yang punya potensi banjir bandang. Jadi seperti di hulu sungai itu kita bersihkan, sebagai antisipasi adanya pohon yang tumbang, batu atau material lain yang bisa memicu terjadinya banjir bandang di musim hujan,” kata Dani.
Tak hanya itu, pihaknya pun hingga kini masih terus memberikan bantuan air bersih bagi masyarakat yang terdampak kekeringan. “Selama masih ada permintaan dari masyarakat kita masih akan layani, karena hujan ini datangnya kan tidak serentak, jadi masih ada beberapa wilayah yang masih mengalami kekeringan,” ujarnya.
“Untuk bantuan air bersih ini yang sudah kirimkan paling banyak itu di Kabupaten Bandung yakni sembilan juta liter, Kabupaten Bekasi delapan juta liter, dan Bogor, tujuh juta liter,” pungkas Dani. (rup)