POJOKBANDUNG.com, – CIPATAT Dua kali terkena longsor, kini kondisi Jembatan Cipada, Kabupaten Bandung Barat (KBB) terancam rubuh akibat pondasi jembatan longsor terkikis aliran air. Padahal, jembatan tersebut merupakan akses vital sebagai penghubung tiga desa di tiga kecamatan.
Sejauh ini Jembatan Cipada merupakan akses utama warga Desa Nyalindung, Kecamatan Cipatat, Desa Mekarjaya, Kecamatan Cikalongwetan, serta Desa Campakamekar, Kecamatan Padalarang.
Warga setempat, Asep (64) mengatakan, sudah dua kali yakni, pada Tahun 2017 dan terbaru 2022 pondasi jembatan mengalami longsor. Dikhawatirkan, jika datang hujan, pondasi jembatan serta tebing akan kembali mengalami longsor yang mengakibatkan jembatan terputus.
“Kalau tidak segera mendapat penanganan, khawatir mengancam keselamatan apalagi yang rumahnya berada di dekat jembatan,” kata Asep.
Melihat kondisi pondasi jembatan yang mengkhawatirkan, dia mengungkapkan, para pengguna jalan yang biasa melintas terpaksa harus memilih jalan yang lebih jauh jika jembatan Cipada sampai terputus.
“Kasihan nanti warga Nyalindung, Mekarjaya, warga Cempakmekar terpaksa harus jalan atas yang lebih memutar yang pastinya lebih merepotkan karena kondisi jalan yang rusak dan lebih jauh,” terangnya.
Telah sampaikan aspirasi warga untuk perbaikan Jembatan Cipada, Kabupaten Bandung Barat (KBB) namun, hingga hari ini tidak ada respon apapun. Padahal, aspirasi tersebut telah disampaikan langsung sejak Tahun 2022 lalu saat Hengky Kurniawan masih menjabat Bupati Bandung Barat.
Ambruknya Jemabatan Cipada, berimbas kepada kekesalan warga yang selalu menyalahkan kebijakan Pemerintah Desa Cipada.
Kepala Desa Nyalindung, Kecamatan Cipatat, KBB, Oo Setiawan mengatakan, dirinya kerap menjadi sasaran amarah warga yang mengeluhkan permasalahan Jembatan Cipada yang nyaris terputus.
“Warga ke saya seolah-olah demo meminta beberapa kali, cuma kapasitas desa itu jalan desa, sementara itu Jalan Kabupaten,” ucap Oo.
Diterangkan Oo, akses jalan tersebut dilalui tiga desa di tiga kecamatan, Desa Nyalindung, Kecamatan Cipatat, Desa Mekarjaya, Kecamatan Cikalongwetan, serta Desa Campakamekar, Kecamatan Padalarang.
“Saya sudah mengajukan tahun 2022 awal waktu Pak Hengki menjabat responnya dari BPBD esok lusa, esok lusa,” cetusnya.
Mengingat Jembatan Cipada merupakan akses utama warga di tiga desa di tiga kecamatan, dia menerangkan, akses Jembatan Cipada sangat vatal akibatnya jika terjadi ambruk sebab, warga harus memilih jalan lain yang jaraknya menjadi lebih jauh.
“Kalau terjadi hujan itu pasti ambruk dan otomatis jembatan tersebut jadi putus. Dampaknya pun perekonomian warga masyarakat dari tiga kecamatan akan ikut terputus,” ungkapnya.
Di Tahun 2023 ini, dia menerangkan, dirinya kembali melayangkan surat kepada Pemerintahan Daerah Kabupaten Bandung Barat.
“Pak Pj saya harapkan respon terhadap ajuan masyarakat, karena ini bukan hanya sekedar bicara, tapi fakta di lapangan yang harus dibantu dan segera ditindaklanjuti oleh kabupaten karena jalan kabupaten,” ujarnya.
Dibeberkan Oo, Pemerintahan Desa (Pemdes) Nyalindung sering disalahkan akibat kondisi akses jalan Jembatan Cipada yang nyaris terputus.
“Padahal kalau bisa dibangun oleh desa, kita akan bangun oleh dana desa, biar saja mengalah,” ujarnya. (gat)