POJOKBANDUNG.com, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung akan mengkonversi Angkutan Kota (angkot) menjadi mikrobus mulai tajun depan. Para sopir angkot pun akan beralih mengemudikan mikrobus serta diberikan upah setiap bulan setara UMK Kota Bandung atau sebesar Rp4.048.462.
“Ini sebagai sebuah kepastian juga, mereka kan sekarang harian lepas apa belum pasti, nah dengan mikro trans ini gajinya sudah ditetapkan sesuai dengan UMR Bandung,” ucap Kepala Seksi Angkutan di Dishub Pemkot Bandung, Santi Prianti, Jumat (13/10).
Dia mengatakan, rencananya mikrobus akan melayani 6 koridor dan terdiri dari 62 armada. Diharapkan, mikrobus dapat terintegrasi dengan layanan BRT yang juga bakal segera mengaspal di Kota Bandung.
“Ini kan sebagai feeder BRT juga ya, jadi kami masih diskusikan untuk awal tujuannya semoga ini dapat terintegrasi dengan baik dengan BRT,” ucap dia.
Saat ini, kata dia, pihaknya bakal intens melakukan koordinasi kepada sopir angkot untuk mengantisipasi adanya penolakan dari mereka. Diketahui, sebelumnya layanan transportasi Trans Metro Pasundan (TMP) di Kot Bandung sempat ditolak sopir angkot. Sopir bus TMP dicegat dan dimintai uang.
“Kami harus bekerja sama dengan sopir angkot tersebut supaya tidak ada penolakan dan rencananya mereka yang akan menjadi driver dari mikrobus tersebut,” ucap dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Pemprov Jabar, Koswara, mengatakan BRT yang akan mengaspal di wilayah Bandung Raya akan diupayakan agar terintegrasi dengan Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB). Untuk tahap uji coba, BRT akan dicoba dengan rute dari Stasiun Bandung ke Tegalluar.
“Nanti bapak ibu akan segera melihat bus listrik berlalu lalang di Kota Bandung, itu tahapan uji coba, jadi di tahun 2024 ada rute baru, St Hall ke Tegalluar yang harus dikoneksikan dengan KCJB,” ucap dia.
Koswara menambahkan, operasional BRT di Bandung Raya akan disesuaikan dengan kontur jalan dan pola lalu lintas yang di Bandung. Dengan demikian, operasional BRT di Bandung Raya akan berbeda dengan Jakarta.
“Nanti jalurnya akan jalur khusus BRT namun mungkin tidak seperti jakarta, nanti akan disesuaikan dengan pola lalu lintas di Bandung Raya,” jelas dia.
Sebelumnya diberitakan, Pemkot Bandung bakal mengonversi angkot menjadi mikrobus mulai tahun depan. Hal itu dilakukan guna meminimalisir kemacetan yang acap kali terjadi di sejumlah titik di Kota Bandung.
Rencana itu sudah tertuang di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung sebagai bagian dari perbaikan dan pembangunan infrastruktur.
Adapun laju pertumbuhan kendaraan rata-rata Kota Bandung berada di atas 10 persen. Sementara itu, pertumbuhan sarana dan prasarana penunjang perhubungan seperti jalan bergerak lambat.