POJOKBANDUNG.com, KAB BANDUNG – Guna memanjakan pengunjung yang hadir ke lokasi wisata Nimo Highland yang ada di Desa Banjarsari, Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung, pihak pengelola wisata tersebut membuka beberapa fasilitas tambahan yang ke depannya diharap dapat makin meningkatkan kunjungan wisatawan ke lokasi itu.
Beberapa fasilitas tambahan yang saat ini dibuka di Nimo highland antara lain adalah fasilitas resort, camping ground, dan fasilitas camping bagi keluarga yang bernama Nimo Tea Resort. Tak hanya itu, pada acara pembukaan lokasi baru ini, para pengunjung pun dimanjakan oleh pameran lukisan dari R. Cahyadi, penampilan musik dari kelompok Migume dan Close Head. Selain itu ada pula penampilan komedi tunggal dari Praz Teguh dan ditutup dengan acara api unggun dan karaoke night.
Direktur Utama Nimo Group, Ilham Sunaryanto mengatakan, pembukaan Nimo Tea Resort tersebut adalah upayanya untuk mengembangkan ekosistem wisata yang ada di kawasan kebun teh Malabar tersebut.
“Tentunya pembukaan Nemo Tea Resort ini sebagai penambahan fasilitas bagi pengunjung, yang mana selama satu setengah tahun kami operasi, itu belum ada fasilitas penginapannya, jadi dengan adanya Nemo Tea Resort ini tentu saja akan menjadi paket lengkap bagi wisatawan yang ke sini,” kata Ilham, ditulis Minggu (10/9).
Dirinya menyebut, untuk fasilitas resort yang baru dibukanya saat ini baru ada lima kamar dengan fasilitas standar hotel bintang empat, dengan harga menginap sekitar Rp. 3,5 per malamnya. Sementara untuk fasilitas camping ground dan family camping pihaknya mematok harga yang jauh lebih terjangkau bagi para pengunjung.
“Untuk resort memang kita sediakan fasilitas premium bagi para pengunjung dan yang menginap ini sudah full akses ke wisata juga, jadi eksperiens yang didapat pasti akan berbeda jika dibanding ditempat lain,” terangnya.
Tak hanya itu, ia pun menjelaskan setiap pengunjung yang nantinya menginap di Nimo Tea Resort pun akan mendapat edukasi tentang proses pengolahan teh. “Jadi pengunjung nanti diajak untuk memetik teh sendiri, dari petik teh itu mereka seduh sendiri dan kami edukasi teh yang bagus yang kurang bagus, bagaimana merawatnya dan terakhir mereka akan merasakan hasil teh yang mereka petik sendiri,” ujarnya.
“Karena lokasi kita ini kan ada di salah satu kebun teh terbesar di Jawa Barat, maka secara histori juga kita coba bawa ke pariwisata, apalagi di kebun teh Malabar ini kan salah satu titik perkembangan teh di Indonesia,” tutupnya. (rup)
