POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Industri kreatif di Kota Bandung mengalami perkembangan yang cukup pesat, bahkan kreativitas telah menjadi tulang punggung ekonomi warga Kota Bandung selama bertahun-tahun.
Hingga akhirnya lahirnya para kreator muda yang sukses dalam membangun lini bisnis di industri kreatif.
Atas dasar itulah, Boleh Dicoba Digital (BDD) membuka sebuah wadah sharing atau workshop guna memaksimalkan eksistensi para kreator muda.
Terlebih dalam urusan manajemen keuangan, karena tidak sedikit bisnis industri kreatif harus gulung tikar akibat dari performa manajemen keuangan yang tidak baik dan kurang optimal.
BDD berkolaborasi dengan IDX mobile mengundang para kreator Bandung untuk memperkaya pengetahuan Finansial di NgIDX dengan tema “Freedom Through Finance” di kawasan Dago, Kota Bandung.
Dengan menghadirkan tiga narasumber yang kompeten di bidangnya yaitu Rina Renaldi selaku Financial Trainer, Anggia Bonyta selaku Entrepreneur dan Content Creator dan Dimas Adhikoro selaku IDX Layanan Data.
“Acara ini kami harapkan dapat memberikan pemahaman yang mendalam dan mempermudah dalam membantu para kreator, baik untuk diri sendiri maupun untuk menjelaskan bagaimana pentingnya manajemen keuangan para pebisnis muda,” ungkap Yuricho Billy selaku Head of Community Development Boleh Dicoba Digital (BDD).
Disamping itu, lanjutnya, acara tersebut juga dihadirkan sebagai upaya menjaga dan memberikan ilmu serta informasi berharga, seperti tentang keuangan, investasi, dan serba-serbi finansial lainnya.
Pada kesempatan tersebut, Rina Renaldi menyampaikan, bagaimana pentingnya para pelaku industri kreatif untuk memahami manajemen keuangan.
“Salah satunya yaitu para pelaku industri kreatif harus memiliki dana darurat. Apalagi, para pelaku usaha tidak mempunyai penghasilan tetap, berbeda dengan pegawai,” tuturnya.
Rina mencontohkan, pada saat pandemi Covid-19 banyak para pelaku industri kreatif mengalami bangkrut karena tidak memiliki dana darurat. Yang akhirnya, ungkap Rina, tidak sedikit terjerat hutang kartu kredit atau pinjaman online (pinjol).
“Bang tidak memiliki dana darurat dan akhirnya terjebak oleh hutang dan itu sangat bahaya serta berdampak pada bangkrutnya usaha yang telah dibangun dengan susah payah,” paparnya.
Rina menjelaskan ada tiga strategi dalam manajemen keuangan antara lain lakukan budgeting, lakukan kebiasaan mengatur keuangan yang sehat dan lakukan perencanaan keuangan.
“Harus membiasakan diri untuk disiplin dalam mengatur keuangan, misalnya bisa menggunakan auto debet agar termenej dengan baik dan jangan menunda pembayaran jika kita memiliki uang atau anggaran,” ujarnya.
Kondisi tersebut dibenarkan oleh, Anggia Bonita yang juga merupakan owner dari Imah Babaturan. Ia mengaku menerapkan sistem langsung bayar ketimbang harus menunda untuk kebutuhan dalam penyediaan stok bisnis kulinernya.
“Saya memiliki usaha makanan, pastinya kita tidak tahu sampai kapan kondisi penjualan yang bagus itu. Karena setiap hari pasti berbeda, karena itu untuk penyediaan bahan-bahan makanan, saya selalu membayar diawal,” katanya.
Anggia juga menyarankan, jangan sampai memaksakan diri untuk menggunakan kartu kredit, meski kita memiliki usaha, jika tidak disiplin hanya akan merugikan.
“Artinya, sangat penting bagi kita para pelaku usaha kreatif agar melek bagaimana cara mengelola keuangan yang baik. Workshop seperti ini sangat membantu dan kita pun bisa berbagai pengalaman,” bebernya.
Sedangkan Dimas Adhikoro dari IDX menyampaikan terkait pentingnya memiliki strategi finansial dan juga investasi terlebih diusia muda.
“Agar kita dapat merasakan kebebasan berkarya melalui finansial, banyak investasi yang bisa kita pilih. Namun, sebelumnya kita harus memahami investasi yang akan kita ambil, dan worskshop semacam ini sangat bermanfaat bagi para pelaku industri kreatif agar usaha yang dijalani terus tumbuh dan berkembang,” tandasnya.**