POJOKBANDUNG.com, CIMAHI – Guna menuntaskan permasalahan banjir di Kota Cimahi. Gubernur Jawa Barat membentuk badan pengelolaan cekungan Bandung tuntaskan permasalahan tersebut.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengatakan terkait pengentasan banjir di Kota Cimahi. Pihaknya berjanji bahwa kini sudah terbentuk Badan Pengelola Cekungan Bandung yang akan mengurus permasalahan air, tata ruang hingga transportasi.
Khususnya di wilayah Kota Cimahi, Kota Bandung dan Kabupaten Bandung. Badan tersebut bertugas mengentaskan permasalahan banjir di Kota Cimahi yang sudah menjadi permasalahan klasik. Khususnya di wilayah tengah hingga selatan.
“Kedua berita baiknya sudah ada Badan Pengelola Cekungan Bandung sehingga masalah nanti urusan air urusan transportasi tata ruang bisa disinergikan dengan Kabupaten Bandung, Kota Bandung jauh lebih baik,” kata Emil, Rabu (21/6).
Dengan adanya Badan Pengelola Cekungan Bandung itu, Ridwan Kamil berharap pengentasan masalah banjir khususnya di Kota Cimahi yang berbatasan dengan wilayah Margaasih, Kabupaten Bandung bisa segera dituntaskan.
“Sehingga jangan pernah lagi ada cerita Cimahi menganggarkan untuk banjir tapi kabupatennya sehingga akhirnya uang yang terbelanjakan tapi banjirnya tidak selesai. Saya kira ada optimisme di situ,” ujarnya.
Pihaknya juga mengapresiasi raihan yang didapat Kota Cimahi selama 22 tahun menjadi kota mandiri. Meski hanya dengan tiga kecamatan, namun menurutnya prestasi yang didapat menunjukan bahwa Kota Cimahi mengalami banyak kemajuan.
“Koordinasi antara Pemprov Jabar dengan Pemkot Cimahi selama dirinya menjabat sangat terjalin dengan baik. Dalam lima tahun terakhir, Pemprov Jabar menggelontorkan Rp 400 miliar bantuan untuk Kota Cimahi,” ujar dia.
Sebelumnya, Pj. Walikota Cimahi Dikdik S. Nugrahawan mengakui, kawasan Kelurahan Melong masih belum bisa terbebas sebagai daerah langganan banjir Kota Cimahi.
Titik genangan yang terjadi di Melong masih daerah yang sama. Secara topografi, memang Melong termasuk daerah cekungan dan dataran terendah di Cimahi sehingga otomatis air tertampung disitu,” ujarnya.
Dikdik menyatakan, pihaknya terus melakukan upaya penanganan banjir.
“Namun, kita tahu penanganan banjir ini butuh biaya besar dan kerjasama dengan daerah perbatasan,” katanya. (kus/b).