POJOKBANDUNG.com, CIMAHI – Memperingati 22 tahun hari jadi Kota Cimahi, Dewan Kebudayaan Kota Cimahi (DKKC) bersama Pemkot Cimahi menyelenggarakan Gelar Budaya dan Pesta Rakyat 2023.
Kegiatan yang melibatkan berbagai unsur masyarakat Kota Cimahi ini akan dilaksanakan pada Minggu 18 Juni 2023 pukul 07.00-17.00 WIB di Jalan Raden Demang Hardjakusumah dan Plaza Rakyat kompleks Pemkot Cimahi.
Ketua DKKC, Siti Yanti Abintini, S.H. mengatakan, Gelar dan Pesta Rakyat 2023 menyuguhkan empat kegiatan tahunan DKKC, yaitu Kirab Budaya Ngarak Cai – Ngalokat Cai Cimahi, Mapag Poe Karamat, Festival Permainan Rakyat, dan Gelar UMKM Cimahi.
“Kegiatan yang bertema Cimahi Ngahiji ini melibatkan sekitar 700 orang pelaku budaya Kota Cimahi dan didukung penuh pemerintah bersama Forkopimda Kota Cimahi,” ujar Yanti di Imah Seni Sekretariat DKKC Jalan Pabrik Aci, Kamis 15 Juni 2023.
Dijelaskan Yanti, sepanjang Jalan Raden Demang Hardjakusumah dari arah Jalan Ciawitali dan Jalan Cihanjuang Kota Cimahi pada 18 Juni 2023 sementara akan ditutup atau diberlakukan Car Free Day dari pukul 06.00-10.00 WIB, dan difungsikan sebagai tempat pelaksanaan Kirab Budaya Ngarak Cai.
Sedangkan untuk kelancaran masyarakat berkendaraan bermotor yang ingin menuju ke daerah Citeureup, Kodim, Jalan Terusan, Alun-Alun Cimahi, Pasar Atas, Ciuyah, dan Cipageran yang biasa melewati Jalan Raden Demang sementara waktu dari jalan Cihanjuang dan Ciawitali diarahkan melewati Jalan Amir Mahmud Kota Cimahi.
“Kirab Budaya ngarak Cai dan Ngalokat Cai melibatkan 15 kelurahan, berbagai komunitas budaya dan tujuh pemangku agama/adat Kota Cimahi. Semuanya melakukan aktrasi budaya pembawa air sambil berarak menuju Plaza Rakyat tempat dilakukannya upacara Mapag Poe Karamat, Ngalokat Cai, dan Festival Permainan Rakyat Kota Cimahi,” ungkapnya.
Adapun Mapag Poe Karamat adalah ungkapan suka cita menyambut hari istemewa. Sebuah upacara peringatan kelahiran atau telah terbentuknya Kota Cimahi yang kini berusia ke-22 tahun.
Di dalamnya meliputi suguhan teatrikal penataan sesaji, menyanyikan lagu Indonesia Raya, pembacaan Pancasila, pembacaan Sumpah Pemuda, Rajah Pamunah, pembacaan doa 7 Pemuka Agama/Adat dan menyanyikan lagu Sunda Mekar.
Sedangkan Festival Permainan Rakyat berupa Pasanggiri Kaluinan Urang Lembur antar SD se Kota Cimahi berupa lomba kemasan permainan tradisional Sunda.
Ini sebagai upaya menggali potensi permainan tradisional di tengah gempuran budaya global agar dapat didokumentasikan, dibangkitkan, dan diperkenalkan kembali pada generasi muda khususnya anak-anak.
“Permainan tradisional secara langsung maupun tidak langsung dapat melatih kognisi, yakni daya tangkap logika maupun daya nalar, di samping itu melatih kesehatan fisik, maupun keterampilan, serta dalam keadaan tertentu membangkitkan hal-hal yang sifatnya kreatif melalui dorongan naluriah dan intuitif,” terangnya.
Ketua DKKC berharap perhelatan budaya ini bisa dilaksanakan tiap tahun, terutama dalam menyongsong peringatan hari jadi Kota Cimahi.
Kegiatan diusung bukan sekadar seremonial atau ungkapan kegembiraan saja, tapi upaya bersama dalam pemajuan kebudayaan, pelestarian lingkungan hidup, dan pengembangan pariwisa Kota Cimahi.
“Lima manfaat dan hasil yang ingin dicapai dari perhelatan budaya ini, di antaranya mewujudkan pemajuan kebudayaan, ciptakan kekhasan budaya, kembangkan destinasi pariwisata berbasis budaya lokal, melakukan koservasi/revitalisasi lingkungan hidup, dan mandorong ekonomi kreatif dalam upaya tingkatkan kesejahteraan pelaku budaya, masyarakat, juga pendapatan asli daerah Kota Cimahi,” tandasnya. (kus)