Pecinta Trail Jangan Ganggu Ekosistem Alam, Trabas Ajak Individu Pecinta Trail Jaga Alam dan Hutan




MERAYAKAN : Kegiatan komunitas atau penggemar motor trail dalam kegiatan pelantikan anggota Trabas, di Lembang, belum lama ini. GATOT POEDJI UTOMO/RADAR BANDUNG

MERAYAKAN : Kegiatan komunitas atau penggemar motor trail dalam kegiatan pelantikan anggota Trabas, di Lembang, belum lama ini. GATOT POEDJI UTOMO/RADAR BANDUNG

 

POJOKBANDUNG.com, LEMBANG – Pengurus Trail Adventure Bandung Association (Trabas) menekankan para anggotanya agar turut serta dalam upaya pelestarian lingkungan. Kegiatan petualangan off road ke dalam hutan jangan sampai menganggu ekosistem alam.

Kegiatan komunitas atau penggemar motor trail sempat dikecam publik karena dituding merusak kebun bunga Edelweis di Ranca Upas, Kabupaten Bandung pada Maret lalu. Belajar dari kejadian itu, Trabas mengajak kesadaran individu khususnya pecinta trail untuk menjaga alam.

Hal itu disampaikan Ketua Umum Trabas, Ricky Setiawan di sela-sela pelantikan Pengurus Trabas periode 2023-2026 di Cikole Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Etika berkendara dan lingkungan hidup menjadi salah satu fokus di kepengurusan periode ini.

Ricky menuturkan, dalam setiap kegiatan internal, pihaknya selalu aktif berperan dalam upaya pelestarian lingkungan bekerja sama dengan instansi terkait dan pegiat lingkungan lainnya. 

“Kita punya pedoman, terkait dengan lingkungan itu memang jadi perhatian. Alhamdulillah Trabas itu tidak hanya mengenal trail saja, tetapi kegiatan sosial dan pecinta alamnya juga ada,” ucap Ricky, Senin (8/5).

Dia mengatakan, pendidikan dalam teori maupun praktik tentang off road berwawasan lingkungan selalu jadi menu utama dalam proses pendidikan dan latihan (diklat) yang diadakan dua tahun sekali, termasuk pada calon anggota.

“Para calon anggota dibekali dengan berbagai pengetahuan seperti ekologi, navigasi, survival hingga skill berkendara dengan motor trail,” ungkapnya.

Trabas yang berdiri sejak 1995 di Bandung kini telah memiliki sebanyak 1.219 anggota yang tersebar di Tanah Air, bahkan termasuk salah satu komunitas motor off road tertua di Indonesia.

Dengan kepopulerannya, tak ayal setiap kegiatan petualangan motor trail selalu dikaitkan dengan Trabas. Ketua Harian Trabas, Asep Pietersz pun mengakui, pihaknya turut merasakan imbas kejadian event motor trail di Ranca Upas. 

“Trabas itu bisa disebut trade center, jadi pasti ada event atau ada sesuatu yang negatif tentang motor trail, Trabas itu kebawa-bawa. Mungkin edukasi ke masyarakat belum tahu, karena trade center seperti itu jadi orang menganggap bahwa orang yang menggunakan motor trail itu adalah Trabas,” kata Asep.

Dia menyatakan, Trabas tidak pernah menyelenggarakan kegiatan merusak alam seperti yang pernah terjadi di Ranca Upas. Hal itu pun sudah diklarifikasi oleh tim advokasi. “Kebetulan kita punya tim yang menjelaskan bahwa kegiatan itu bukan dari Trabas,” bebernya.

Dalam pelantikan pengurus Trabas periode 2023-2026 tersebut ditampilkan atraksi Sisingaan khas Sunda. Namun berbeda dari biasanya, atraksi ini tidak memakai boneka singa namun diganti dengan motor trail yang dinaiki sang ketua umum. (gat)

loading...

Feeds

DITAJENAD Lanjutkan Kerja Sama dengan JNE

POJOKBANDUNG.com – JNE lakukan penandatanganan kerja sama dengan Direktorat Ajudan Jenderal Angkatan Darat (DITAJENAD) sebagai perusahan logistik terpilih untuk membantu …