Pentingnya Keberadaan Museum Gua Pawon Sebagai Pelestarian Budaya

SUASANA: Gua Pawon di Desa Gunung Masigit, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB). AGUNG EKO SUTRISNO/ RADAR BANDUNG

SUASANA: Gua Pawon di Desa Gunung Masigit, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB). AGUNG EKO SUTRISNO/ RADAR BANDUNG

POJOKBANDUNG.com, NGAMPRAH – Pentingnya keberadaan Gua Pawon sebagai salah satu situs purbakala perlu dijaga dan dilestarikan oleh berbagai pihak, terutama pemerintah.

Berlokasi di Desa Gunung Masigit, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Gua Pawon merupakan saksi bisu adanya kehidupan manusia purba. Hal itu dibuktikan dengan ditemukannya tujuh kerangka manusia berusia 12.000 tahun.

Tak hanya kerangka manusia, para peneliti juga menemukan sejumlah aksesoris atau perhiasan berupa gigi ikan hiu dan kerang yang digunakan oleh manusia pawon juga ditemukan.

Bahkan, sejumlah batu yang ditemukan dibuat membentuk senjata dan beberapa alat dapur. Beberapa senjata tersebut diduga digunakan oleh manusia masa lalu untuk berburu dan mengolah makanan.

Berbagai temuan tersebut kini menjadi potongan-potongan sejarah manusia di masa lampau, khususnya di wilayah Kabupaten Bandung Barat sejak 12.000 tahun silam.

Oleh karenanya, keberadaan museum di kawasan Gua Pawon sangat penting untuk mengumpulkan fosil, sekaligus merangkai cerita manusia di masa lampau.

“Keberadaan museum Gua Pawon harus segera direalisasikan agar cerita manusia pawon bisa tergambar dengan jelas,” ungkap arkeolog sekaligus Peneliti Ahli Utama di Pusat Riset Arkeologi Prasejarah dan Sejarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Lutfi Yondri, (14/10).

BACA JUGA: BPJAMSOSTEK Bandung Soekarno Hatta Beri Santunan untuk Santri di Panti Asuhan Amanah

Menurutnya, keberadaan museum di Gua Pawon ini sangat penting. Sebab, tidak hanya untuk menginventarisir temuan-temuan. Namun, pihaknya juga bisa menyuguhkan cerita dari Gua Pawon.

Ia mengaku, sebagai peneliti yang berfokus meneliti Gua Pawon sejak 22 tahun lalu, ada banyak hal menarik yang belum tersingkap di balik Gua Pawon.

“Dari hasil ekskavasi dari sisi manusia sendiri kita menemukan tujuh kerangka manusia dari lapisan yang berbeda dari lapisan budaya sekitar umur 5.600 tahun sampai mendekati angka 12.000 tahun yang lalu,” ujarnya.

Selain kerangka manusia, ia menyebut, dirinya bersama tim juga menemukan beberapa produk budaya baik terbuat dari bahan tulang belulang hewan maupun yang terbuat dari batu-batu.

“Kita menemukan sisa-sisa budayanya tapi juga berbagai produk budaya baik itu yang terbuat dari bahan tulang,” sebutnya.

Kemudian, tambah dia, ada alat-alat yang mereka buat dari bahan batuannya sendiri cukup beragam sebagai alat pukul.

“Alat-alat yang mereka gunakan paling tidak alat untuk berburu dan mengolah makanan,” ungkapnya.

Terpisah, Pamong Budaya Ahli Muda Subkoordinator Sejarah dan Cagar Budaya pada Disparbud Bandung Barat Asep Diki menyebut, Pemda KBB saat ini tengah mengupayakan didirikannya museum Gua Pawon di lokasi tersebut.

“Kami menyadari keberadaan museum ini terbilang sangat penting untuk menyajikan suguhan fakta sejarah manusia tua yang hidup di Bandung Barat sejak ribuan tahun lalu,” ujarnya.

Menurutnya, rencana pembangunan museum tersebut sudah dirancang sejak tahun 2010 lalu. Kendati begitu, lantaran berbagai hal yang menjadi kendala sehingga sampai saat ini museum itu masih belum berdiri.

“Sekarang kita sedang menata sarana dan prasarana di Gua Pawon,” tuturnya.

“Di sisi lain kita tengah mengupayakan kejelasan lahannya terlebih dahulu sebelum mulai pembangunan. Saat ini prosesnya masih berjalan,” pungkasnya.

(kus)

loading...

Feeds

DITAJENAD Lanjutkan Kerja Sama dengan JNE

POJOKBANDUNG.com – JNE lakukan penandatanganan kerja sama dengan Direktorat Ajudan Jenderal Angkatan Darat (DITAJENAD) sebagai perusahan logistik terpilih untuk membantu …