POJOKBANDUNG.com, CIMAHI – Meski beragam wahana hiburan berkelas nan modern marak hadir saat ini, namun hiburan pasar malam rakyat masih menjadi salah satu daya tarik wisata malam bagi warga kota Cimahi.
Dengan biaya yang relatif terjangkau yaitu Rp 10 ribu, berbagai permainan yang tak kalah seru seperti bianglala, kora – kora dan ombak serta komedi putar bisa dinikmati oleh siapapun termasuk buah hati.
Rupanya bisnis hiburan yang hadir saat malam hari ini memiliki omset yang menjanjikan. Seperti pebisnis Pasar Malam Putra Nanjung, yang berasal dari Kabupaten Bandung.
Salah seorang pengelola Pasar Malam, Maman (50) mengatakan, bisnis yang sudah ia geluti ini berjalan semenjak tahun 1990. Bermula dari karyawan pasar malam, ia bersama beberapa rekannya berhasil membangun Pasar Malam Putra Nanjung.
“Awalnya hanya bekerja ditempat orang lain, sekarang menjadi pembina pasar malam bersama Ibrahim rekan yang memodali bisnis. Kalau awal dahulu hanya sedikit wahananya, sekarang sudah ada sepuluh wahana dari kora-kora sampai tong setan ada disini,” ucapnya, Rabu (24/8).
BACA JUGA: Kini WNI di Kota Cimahi Bisa Lebih Mudah buat KTP
Ia tidak pernah merasa khawatir bisnisnya tersaingi dengan munculnya wahana modern di mall. Pasalnya ia sadar target pasar bisnisnya masyarakat ekonomi menengah kebawah.
“Tidak takut tersaingi, selama masih ada lapangan luas dan kampung padat. Karena banyaknya pengunjung warga sekitar dengan ekonomi pas-pasan yang ingin wisata dengan murah,” ucapnya.
Dari bisnisnya selama satu bulan, ia mendapati keuntungan sebesar 150 juta. Namun jika keadaan alam sedang buruk hanya 10 juta secara keuntungan.
“Bisnis inikan tergantung alam, kalau hujan terus keadaannya rugilah kita. Tapi kalau lagi baik 150 juta dapat selama sebulan. Kalau dipotong modal dari sewa lahan serta listrik bersih masih dapat 50 juta,” tuturnya.
BACA JUGA: BPBD Cimahi Latih 100 Orang Jadi Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana
Namun bukan berarti keuntungan yang besar tidak ada resikonya. Menurut Maman, resiko menekuni bisnis ini salah satunya adalah harus siap jika mendapat tempat yang tidak bagus secara profit dan calo lahan yang bisa membuat bisnisnya bangkrut.
“Selain cuaca yang mendukung, kita sering mendapatkan warga yang curang mengelola lahan yang sudah disewa. Sehingga kita harus merelakan lahan yang seharusnya bisa kita kelola,” ujarnya.
Sebagai kelompok pasar malam satu-satunya di Kota Cimahi, ia bersama rekan-rekannya memandang bisnis ini bukan hanya sekedar mencari uang. Lebih dari itu, baginya pasar malam sudah menjadi tradisi keluarga untuk terus ada.
“Sekarang keluarga saya besar dengan pasar malam, baik secara ekonomi maupun kehidupan berkeliling dari satu tempat ketempat lain di Kota Bandung. Menjaga pasar malam, bukan hanya menghangatkan dapur biar terus ngebul, lebih dari itu ini adalah tradisi keluarga saya,” pungkasnya.
(kus)