Mars pun ”Pindah” ke Gurun Israel

POJOKBANDUNG.com- BAGAIMANA rasanya tinggal di Planet Mars? Enam astronot asal Austria, Jerman, Israel, Belanda, Portugal, dan Spanyol ini mungkin bisa menjawabnya.

Mereka memang belum pernah tinggal di Planet Merah itu secara langsung. Tapi, setidaknya pernah merasakan simulasinya.

Dilansir Agence France-Presse, Forum Luar Angkasa Austria menciptakan pangkalan Mars buatan bersama Badan Luar Angkasa Israel. Lokasinya terdapat di Kawah Makhtesh Ramon di puncak Gunung Negev.

Kawah dengan kedalaman 500 meter dan lebar 40 kilometer itu tidak berpenghuni.Sepanjang mata memandang, yang tampak hanya gurun.

Area tersebut diyakini mirip dengan situasi di Mars. Hanya suhunya yang berbeda. Di Mars suhunya minus 60 derajat Celsius dan atmosfernya tidak cocok untuk dipakai bernapas.

Sementara di Negev suhunya cukup hangat, yaitu 25–30 derajat Celsius.

Forum Luar Angkasa Austria adalah organisasi swasta yang terdiri atas spesialis kedirgantaraan dan telah melakukan berbagai misi percobaan. Enam orang yang terpilih itu dijuluki astronot analog.

Mereka tinggal di stasiun virtual yang dibangun di sana selama empat pekan atau sampai akhir bulan ini. Selama misi berlangsung, mereka terus memakai baju luar angkasa.

“Ini seperti mimpi yang menjadi nyata. Ini adalah hal yang telah kami kerjakan selama bertahun-tahun,” ujar Alon Tenzer, astronot dari Israel.

Bagi enam orang tersebut, menjadi bagian dari misi simulasi itu saja sudah hal yang luar biasa. Sebab, tidak sembarang orang bisa lolos. Penyaringan dilakukan secara ketat dan ujiannya menguras fisik serta mental.

Selama misi berlangsung, tugas mereka melakukan uji coba pada prototipe drone yang bisa berfungsi tanpa GPS serta kendaraan pemetaan bertenaga angin dan surya otomatis.

Misi itu juga bertujuan untuk mempelajari kebiasaan manusia serta dampak isolasi terhadap para astronot yang terlibat.

Pengawas misi Gernot Groemer menjelaskan, hubungan erat dalam kelompok serta kemampuan kerja sama sangat penting untuk bertahan hidup di Mars.

“Ini ibarat pernikahan. Bedanya, dalam pernikahan Anda bisa pergi, tapi di Mars tidak bisa,” tegasnya.

Groemer meyakini bahwa misi untuk benar-benar menjelajah Mars sudah dekat. NASA bahkan sudah membayangkan misi pertama manusia ke Mars akan diluncurkan pada 2030.

Yang dilakukan para peneliti di Negev saat ini adalah mempersiapkan misi tersebut. Itu akan menjadi misi besar karena jaraknya jauh. Mars dan bumi terpisah 380 juta kilometer pada titik ekstremnya.

“Saya yakin manusia pertama yang berjalan di Mars sudah lahir saat ini dan kami adalah pembuat kapal untuk membuat perjalanan ini menjadi mungkin,” tegasnya. (sha/c19/ttg)

loading...

Feeds

POJOKBANDUNG.com – Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) mengumumkan kerja samanya dengan Universitas Pasundan (Unpas) melalui penandatangan Nota Kesepahaman (Memorandum …