Beberapa kerusakan infrastruktur yang tercatat, antara lain, pergeseran pada armour blok beton bangunan pengaman Pantai Namosain, longsornya tembok penahan tanah sepanjang 50 meter di Bendungan Manikin, kerusakan tanggul pengendali banjir Sungai Malibaka sepanjang 80 meter, dan longsor 30 meter pada sandaran kiri Bendungan Rotiklot.
Pada infrastruktur jalan dan jembatan, salah satu jalan yang rusak adalah ruas batas Kabupaten Manggarai–Gako sepanjang 50 meter. Jembatan yang terputus, antara lain, Kambaniru, Talimetan, dan Harekaen Kaputu. Longsoran pada badan jalan terjadi di Km 35–batas Kota Waingapu. Penanganan dilakukan dengan memperkuat lereng. Selanjutnya, terjadi di Waikabubak–batas Kabupaten Sumba Timur sepanjang 145 meter dengan penanganan penguatan tebing dan lereng. Untuk tebing dan lereng yang longsor, akan dilakukan perbaikan berupa penguatan lereng, tebing, serta dinding penahan tanah.
Pada bagian lain, Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengunjungi sejumlah lokasi terdampak bencana di NTT kemarin (6/4). Tujuan pertama, dia menuju Larantuka. Terbang dengan pesawat kapasitas terbatas dari Bandara Sultan Muhamad Salahuddin di Bima, Mensos mendarat di Bandara Gewayantana Larantuka, Kabupaten Flores Timur. Setiba di sana, dia langsung menggunakan helikopter menuju Pulau Adonara. Dia menyambangi dua lokasi pengungsian. ”Sebagaimana arahan Bapak Presiden, saya datang untuk memastikan ketersediaan logistik dan kebutuhan dasar para pengungsi,” ujarnya saat berada di kantor Kecamatan Adonara Timur.
Dia sempat berbincang dengan para pengungsi. Dia menyampaikan bahwa presiden menaruh perhatian besar atas musibah yang terjadi. Risma juga mengajak seluruh warga untuk berdoa bersama agar bencana segera bisa surut dan masyarakat dapat beraktivitas seperti sedia kala. Kementerian Sosial (Kemensos) menyalurkan bantuan Rp 2,6 miliar untuk pemenuhan kebutuhan dasar dan santunan bagi korban banjir bandang dan tanah longsor di Flores Timur serta Lembata, NTT.
Dihubungi terpisah, Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) Kemensos Syafii Nasution menyampaikan, kondisi di Bima sudah terkendali. Banjir bandang di lima kecamatan mulai surut kemarin (6/4). Di sana, setidaknya terdapat 28 ribu jiwa pengungsi. Namun, karena sudah surut, mereka memutuskan kembali ke rumah masing-masing. ”Tapi, kita tetap penuhi kebutuhan dasar mereka meski mereka kembali ke rumah,” ungkapnya.