POJOKBANDUNG.com, CIANJUR – Melambungnya harga sejumlah jenis cabai dirasakan para pedagang di seluruh wilayah Indonesia. Tak terkecuali Kabupaten Cianjur yang turut mengalami kenaikan harga sejumlah jenis cabai di beberapa pusat perbelanjaan tradisional.
Terbaru, berdasarkan penulusuran tim Radar Cianjur melambungnya harga jenis cabai turut dirasakan sejumlah pedagang di pasar Muka Ramayana Cianjur.
Ditemui Radar Cianjur, Pedagang Pasar Muka, Deden (28) mengatakan, kenaikan harga sejumlah cabai sudah dirasakan sejak awal tahun dan jenis cabai yang mengalami kenaikan signifikan jenis cabai rawit merah domba.
“Kalau jenis cabai lain sih gak terlalu tinggi naiknya.Kalau cabai rawit domba sekarang 140 ribu per kilo nya, normalnya kan 60 ribu, ” katanya kepada Radar Cianjur, Senin (29/3/2021).
Selain itu Deden menambahkan, melambungnya harga cabai jenis cabai rawit domba membuat pendapatannya menurun drastis.
“Kalau dari segi keuntungan sedikit kang, biasanya kalau lagi normal 10 Kg cabai udah abis siang. Sekarang 5 Kg aja kadang masih sisa sampai malam,” terangnya.
Hal lain diungkapkan Lilis (36) Ibu rumah tangga, dirinya mengaku mengurangi daftar belanja harian jenis cabai domba yang biasanya membeli cukup banyak untuk keperluan memasak.
“Saya kan suka pedas, apalagi masakan harus ada cabainya. Tapi karena harganya mahal yah terpaksa belinya sedikit gak sampe seperempat kilo,” ungkapnya.
Terpisah, Kepala Bidang Dinas Koperasi dan Perdagangan (Desperindag) Kabupaten Cianjur, Nana Rukmana naiknya sejumlah kebutuhan pokok jenis cabai disinyalir terjadi akibat imbas dari berkurangnya lahan penanaman Cabai di sejumlah daerah.
“Kemarin saya sidak juga ke sentra perdagangan kecamatan Cipanas dan Campakamulya. Kami cek ternyata akibat dari para petani yang memilih menanam sayuran daripada jenis cabai sehingga membuat pasokan cabai kurang dan membuat harga melambung tinggi,” katanya.
Selain itu menurutnya, akibat cuaca yang tak menentu membuat pasokan sejumlah cabai yang dikirim dari petani Bandung ke sejumlah pasar tradisional terhambat.
“Sekarang musim hujan juga, memang berpengaruh terhadap jumlah panen yang dihasilkan petani,” bebernya.
Nana menuturkan, melambungnya harga sejumlah cabai tidak ada indikasi permainan dari tengkulak.
“Gak ada yah, karena untuk dimainkan tengkulak seperti ditimbun itu peluangnya kecil. Cabai kan jenis sayuran yang gampang busuk, jarak 2 hari saja sudah gak layak di konsumsi,” tandasnya.