POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menilai Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan sektor yang paling tahan terhadap krisis. Termasuk saat pandemi Covid-19 seperti saat ini.
Oleh karena itu, Pemkot Bandung terus mendorong ratusan ribu pelaku UMKM untuk terus berinovasi dan berkreasi. Apalagi masyarakat Kota Bandung dikenal kreatif dan inovatif. Hal itu disampaikan Wakil Walikota Bandung, Yana Mulyana.
Menurunya, dari sisi pemerintah tidak sulit untuk mendorong para pelaku UMKM untuk terus berinovasi. Sehingga pelaku UMKM didorong untuk bisa menjadi inspirator bagi pelaku lainnya.
“Cukup banyak pelaku UMKM di Kota Bandung yang bergerak di bidang kuliner dan fesyen. Di awal pandemi itu relatif terpuruk. Tapi alhamdulillah mereka kreatif dan bisa bangkit,” katanya.
Ia terus mendorong para pelaku UMKM di Kota Bandung melalui Dinas terkait untuk memanfaatkan pemasaran secara online dengan marketplace. Termasuk membuat kegiatan pasar kreatif dan pameran online.
“Kita bantu soal packaging di teman-teman kuliner. Kita bantu sertifikat halalnya, uji mutu, termasuk nutrition pack, dan kadaluarsanya. Sehingga produk kuliner di Kota Bandung ini bisa disambungkan ke pembeli. Bahkan sampai ke luar negeri, ternyata responnya baik,” paparnya.
“Karena mungkin di tengah pandemi, orang cenderung diam di rumah dan butuh ngemil. Produk-produk makanan ringan produksi UMKM Kota Bandung bisa diterima oleh pasar, tidak hanya lokal, regional, bahkan internasional,” imbuhnya.
Selain itu, Pemkot Bandung juga terus membina dan melatih pelaku UMKM. Upayanya dengan mendorong dan datang langsung ke lokasi. Sehingga Pemkot Bandung mengetahui secara langsung kendala yang dihadapi.
“Kita juga memberikan pelatihan digital marketing, menggeser desain-desain yang konservatif, mendukung produk UMKM via akun medsos. Bahkan kami memiliki UMKM Recovery Center,” lanjutnya.
Yana berharap dengan hal yang dilakukan Pemkot Bandung bersama UMKM bisa membantu pertumbuhan ekonomi di Kota Bandung. Karena Kota Bandung tidak memiliki sumber daya alam, sehingga mengandalkan jasa dan perdagangan.
“Kita dorong Forum Kewirausahaan Pemuda, jadi di tengah pandemi ini cukup banyak wirausahawan baru. Setelah terbentuk melalui dinas terkait, kami meningkatkan skill mereka. Diharapkan yang baru semakin meningkat, yang cukup lama itu semakin naik kelas,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas KUMKM Kota Bandung, Atet Dedi Handiman mengatakan, pandemi Covid-19 yang terjadi, khususnya di Kota Bandung memang menimbulkan masalah yang kompleks.
“Kami survei ke banyak UMKM Kota Bandung yang terdampak. Hasilnya banyak yang terkendala aspek pemasaran saat ini,” katanya.
Dinas KUMKM Kota Bandung juga melakukan kebijakan-kebijakan relaksasi perpajakan. Walau pun itu bukan tupoksi yang ada di Dinas KUMKM, namun relaksasi itu untuk membantu UMKM yang terdampak pandemi Covid-19.
Sedangkan dari segi permodalan, Atet mengatakan Pemkot Bandung berupaya menfasilitasi bantuan permodalan yang ada. Seperti mendaftarkan dalam program BPUM BLT UMKM dari Kementrian Koperasi dan UMKM.
“Upaya kami yang lain yaitu mendorong belanja Pemerintah kepada pelaku UMKM. Ini sebagai salah satu upaya menggerakan perekonomian melalui pemberdayaan UMKM. Pelibatan UMKM untuk ikut serta dalam pengadaan barang jasa Pemerintah,” lanjutnya.
Selain itu, Atet mengatakan, berupaya meningkatkan kolaborasi dengan stakeholder yang peduli terhadap usaha yang dilakukan pelaku UMKM di Kota Bandung.
Dinas KUMKM pun melakukan inovasi dengan membentuk UMKM Recovery Center (URC) yang berfungsi sebagai tempat para pelaku UMKM untuk bersama-sama mengatasi dampak pandemi Covid-19.
“Kolaborasi yang dilakukan ini lebik efektif dengan menggaet beberapa stakeholder. Untuk membangkitkan pelaku UMKM terdampak pandemi, ada inovasi pembentukan UMKM Recovery Center,” katanya.
“Tempat tersebut sebagai fasilitas, media, para pelaku UMKM binaan Dinas UMKM untuk didorong dalam rangka menghadapi pandemi Covid-19. Ada bussiness matching, konseling dengan melibatkan pentahelix sebagai narasumbernya,” lanjutnya.