10 Titik Genangan Air Belum Teratasi

KOLAM RETENSI: Suasana kolam retensi Gedebage, Kota Bandung, Rabu (30/12/2021). Pembangunan kolam retensi Gedebage yang memiliki kapasitas peampungan air hingga 5,425 meter kubik dengan kedalam tiga meter ini untuk meminimalisir banjir yang kerap terjadi di pasar Gedebage dan persimpangan Gedebage Soekarno Hatta. (foto: TAOFIK ACHMAD HIDAYAT/RADAR BANDUNG)

KOLAM RETENSI: Suasana kolam retensi Gedebage, Kota Bandung, Rabu (30/12/2021). Pembangunan kolam retensi Gedebage yang memiliki kapasitas peampungan air hingga 5,425 meter kubik dengan kedalam tiga meter ini untuk meminimalisir banjir yang kerap terjadi di pasar Gedebage dan persimpangan Gedebage Soekarno Hatta. (foto: TAOFIK ACHMAD HIDAYAT/RADAR BANDUNG)

POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung, Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Bandung harus bisa mengatasi genangan air di sekitar 68 titik.


Menurut Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Bandung, Didi Ruswandi, sekarang sudah genangan air saat hujan sudah berkurang banyak. Dari target RPJMD 68 titik, sekarang berkurang hingga tinggal sekitar 23 titik.

“Tapi yang paling sering terjadi genangan ada di 10 titik,” ujar Didi kepada wartawan Selasa (23/3/2021).

Didi mengatakan, pihaknya sudah melakukan beberapa tindakan baik jangka panjang maupun jangka pendek untuk menanggulangi permasalahan genangan air. Beberapa di antaranya membangun kolam retensi salah satunya di Jalan Bima, yang diperkirakan akan menghabiskan biaya sekitar Rp5 milyar. Selain itu, ada juga di Gedebage, yang akan dibuat landscapenya dalam waktu dekat.

“Namun itu merupakan program jangka panjang. di mana program jangka pendeknya adalah membuat lubang biopori, selain itu kami juga melakukan normalisasi di beberapa sungai seperti Sungai Cipamokolan,” terang Didi.

Namun, untuk normalisasi dan pengerukan sungai juga memerlukan waktu yang tidak sedikit. Karenanya, Didi mengatakan, untuk menunjang program ini, pihaknya membuat sumur resapan dan parkir air.

“Fungsi dari sumur resapan dan parkir air ini, adalah untuk mengurangi debit air yang masuk ke sungai. Mengingat melakukan normalisasi sungai dan pengerukan sungai membutuhkan waktu yang tidak sebentar, dan sekarang relatif sulit karena bantaran sungai sudah banyak beralih fungsi, salah satunya digunakan untuk tempat tinggal,” tuturnya.

Didi mengungkapkan, ke 10 titik yang kerap terjadi genangan air adalah Jalan Kopo Citarip, Jalan Rancabolang, Jalan Terusan Pasir Koja, Jalan Soekarno Hatta, Pasar Induk Gedebage, Jalan Cibaduyut, Jalan Rumah sakit, Jalan Margacinta, Jalan AH Nasution dan Jalan Pasir Koja.

Namun, kata Didi, tidak semua titik banjir bisa diintervensi untuk dilakukan penanganan seperti di Jalan Kopo Citarip, belum ada resapan air. Sedangkan untuk di kawasan Cibaduyut masih menunggu sumur resapan yang akan dibangun oleh pengembang KCIC.

“Kalau dari KCIC itu jadi, maka akan ada dua sumur resapan yang ada di sana. Yaitu dari pemerintah kota dan dari KCIC,’ pungkasnya.

(mur)

Loading...

loading...

Feeds

DPRD Setujui 2 Raperda Kota Bandung

POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bandung resmi menyetujui dua Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Pada Rapat Paripurna …