RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Konflik Partai Golkar Kabupaten Bandung, berujung keluarnya para kader Golkar dan pindah ke partai lain.
Hal tersebut, menjadi sebuah kerugian besar bagi partai berlambang pohon beringin itu.
Pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Bandung, Fauzan Ali Rasyid, menyarankan pengurus Golkar Kabupaten Bandung, untuk melakukan konsolidasi secara utuh.
Menurutnya, kalau pengurus gagal dalam melakukan konsolidasi, gagal dalam menyelesaikan konflik, dan gagal memanage distribusi kader maka besar kemungkinan Golkar akan semakin terpuruk.
“Karena Kabupaten Bandung itu sangat dinamis, masyarakatnya kan masyarakat kota. Jadi kalau seandainya kurang dimanage dengan baik, maka kemungkinan akan goyang,” kata Fauzan, saat dihubungi Radar Bandung.
Fauzan menambahkan, perlu ada pengaktifan program partai dari tingkat desa, ranting dan kecamatan. Sehingga, dengan adanya program tersebut maka kader yang dibawah tidak dibiarkan begitu saja.
“Memang kelemahan partai besar adalah terletak pada konsolidasi karena dia merasa sudah besar lali terlena. Anggotanya itu dibiarkan liar begitu saja, tidak terakomodir secara baik, coba kalau diberikan program oleh ketua, yaitu program-program yang simpatik ditengah masyarakat,” tandasnya.
Sementara itu, ditempat berbeda Forum Konstituen Partai Golkar Kab. Bandung, Cecep Yunar meminta evaluasi hasil musda segera dilaksanakan agar tidak terjadi lagi kader yang meninggalkan partai Golkar.
“Musda kemarin harus segera di evaluasi mungkin ada yang salah, kok kenapa kader kader terbaik pindah partai,” ujar Cecep.
Selanjutnya, Cecep menambahkan, walau partai Golkar adalah partai besar dan pemenang di Kab. Bandung, jangan menjadi jumawa.
“Partai Golkar ini partai bersar, tapi jangan menjadi terbius dan jumawa merasa besar. Ini semua untuk mempertahankan kebesaran partai,” tuturnya.