Kaum Perempuan di Bandung Suarakan Aspirasi

AKSI: Sejumlah massa aksi membawa beragam spanduk tuntutan saat memperingati Hari Perempuan Internasional, Kota Bandung, Senin (8/3/2021) (foto: MUCHAMMAD DIKDIK R ARIPAINTO/ RADAR BANDUNG)

AKSI: Sejumlah massa aksi membawa beragam spanduk tuntutan saat memperingati Hari Perempuan Internasional, Kota Bandung, Senin (8/3/2021) (foto: MUCHAMMAD DIKDIK R ARIPAINTO/ RADAR BANDUNG)

POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Puluhan massa yang mengatasnamakan Simpul Puan (Simpul Pembebasan Perempuan) mengadakan aksi damai memperingati International Women’s Day (IWD) atau Hari Perempuan Internasional di Kota Bandung, Senin (8/3/2021). Mereka mayoritas adalah perempuan dari beragam kalangan seperti buruh, mahasiswa, pelajar, korban penggusuran dan masyarakat umum lainnya.

Pantauan Radar Bandung, dengan tetap berupaya menjaga jarak dan mengenakan masker, mereka memulai aksi damai dengan berjalan bersama dari sekitaran Braga hingga berkumpul di depan Gedung Sate. Puluhan spanduk atau poster tuntutan pun menyertai aksi itu.

Sejumlah isu yang disampaikan diantaranya mendesak pengesahan RUU PKS, RUU PPRT, pencabutan UU Omnibuslaw, pelecehan atau kekerasan seksual, diskriminasi gender, hak kesehatan reproduksi perempuan, perlindungan buruh perempuan dan lainnya.

Perwakilan massa Simpul Puan, Khodijah menyampaikan, refleksi atas IWD bukan hanya sebuah aksi nostalgia masa lalu tanpa relevansi. Menurutnya, nilai-nilai yang diperjuangkan dalam sejarah IWD masih penting dipelajari guna kepentingan perjuangan perempuan hari ini.

“Ada nilai perjuangan, ya. Jadi, jika kita melihat kondisi buruh pada saat itu, berbeda kan dengan kondisi saat ini. Nah, perubahan tersebut karena adanya perjuangan dan perlawanan,” katanya kepada Radar Bandung.

Diketahui, IWD berkaitan dengan perjuangan buruh perempuan. Gerakan tersebut mencuat pada tahun 1909 silam, diinisiasi oleh para Perempuan Sosialias Amerika lalu menyebar ke berbagai belahan negara.

Saat itu, sejumlah isu yang diperjuangkan adalah seperti upah dan jam kerja layak. Selain itu, gerakan perlawanan tersebut menuntut kesetaraan demokrasi seperti hak bersuara secara politis.

“Simpul Puan mengajak seluruh masyarakat untuk terlibat dalam aksi langsung untuk menyuarakan aspirasi. Diharapkan adanya kesatuan gerak perempuan,” katanya.

Dalam kesempatan tersebut, seorang buruh yang tergabung dalam Federasi Serikat Buruh Militan (F-Sebumi), Aat Karwati menyampaikan, secara historis buruh perempuan sangat erat dengan pergerakan awal IWD. Karenanya, Aat melanjutkan, sudah sepatutnya buruh perempuan melebur bersama elemen perempuan lainnya.

Menurutnya, memperingati IWD artinya tidak hanya berhenti mengingat masa lalu tapi melupakan masalah kini. Sejatinya, peringatan itu ialah bekal melanjutkan perjuangan kaum buruh perempuan terdahulu.

“Kenapa saya harus memperingati, karena ini bukan hanya simbol, tapi PR (pekerjaan rumah) untuk rakyat, untuk buruh, agar meneruskan perjuangannya di masa lalu itu,” katanya.

Salah satu yang tengah dihadapi oleh para buruh perempuan F-Sebumi sendiri adalah masalah pemidanaan dan gugatan ganti rugi Rp12 miliar yang dilakukan oleh pihak perusahaan CV Sandangsari Bandung.

Sebanyak tujuh buruh perempuan dari 10 buruh di pabrik tekstil itu di PHK, 210 buruh digugat ganti rugi, dan seorang buruh perempuan, Aan Aminah, tengah berproses di persidangan setelah dituduh melakukan penganiayaan. Sederet masalah itu terjadi ketika buruh CV Sandangsari menuntut terkait perselisihan upah dan tunjangan.

“Itu menunjukkan ketika kami sebagai buruh perempuan menuntut hak normatif kami malah digugat Rp12 miliar dengan tuduhan kami telah merugikan perusahaan (karena melakukan aksi di pabrik),” katanya.

Aat menegaskan, peringatan IWD ini dapat dijadikan momentum persatuan. Gerakan perempuan, katanya, jangan terpecah belah. Mahasiswa, buruh, pelajar maupun kalangan perempuan lainnya harus melebur dalam satu gerakan bersama melawan ketidakadilan.

“Buruh perempuan harus sadar. Sadar untuk melawan ketidakadilan, melawan segala penindasan terhadap buruh perempuan. Berjuang demi keadilan bagi perempuan,” pungkasnya.

(muh)

loading...

Feeds

BPJAMSOSTEK Tasikmalaya Gelar Employee Volunteering

POJOKBANDUNG.com, TASIKMALAYA – BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tasikmalaya melaksanakan kegiatan Employee Volunteering bersih-bersih sampah Bersama Bank Sampah Belebet dalam rangka World …