46 Warga Kampung Jati Dievakuasi

TINJAU: Babinsa dan tokoh masyarakat saat meninjau lokasi pergerakan tanah di Kampung Jati, Desa Mekarsari, Kecamatan Nyalindung. (foto : IST)

TINJAU: Babinsa dan tokoh masyarakat saat meninjau lokasi pergerakan tanah di Kampung Jati, Desa Mekarsari, Kecamatan Nyalindung. (foto : IST)

POJOKBANDUNG.com, SUKABUMI – Aktivitas bencana pergerakan tanah yang memprakporandakan tiga perkampungan penduduk di wilayah Desa Mekarsari, Kecamatan Nyalindung, kian meluas setiap harinya.

Untuk meminimalisir terjadinya resiko bencana alam, kini terdapat belasan rumah warga telah di kosongkan. Namun, ironisnya hingga saat ini bencana yang sudah berlangsung hampir satu bulan itu, belum memiliki status kebencanaan.

Kepala Desa (Kades) Mekarsari Oman Suherman mengatakan, aktivitas retakan tanah yang terjadi sejak Senin (01/03/2021) lalu itu, hingga kini masih terus berlansung. Tingginya intensitas curah hujan yang mengguyur wilayah tersebut, merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya retakan tanah.

“Saat ini, sudah ada tiga kampung yanh terdampak dari bencana pergerakan tanah itu. Yaknk, Kampung Jati, Caringin dan Kampung Cisayar,” kata Oman kepada Radar Sukabumi, Minggu (28/02/2021).

Dari tiga kampung yang ditetjang retakan tanah tersebut, sambung Oman, terdapat 22 rumah yang terdampak dari pergerakan tanah itu. Puluhan rumah terdampak ini, diisi sekitar 30 Kepala Keluarga (KK) dan 96 jiwa.

Mayoritas rumah penduduk mengalami kerusakan dibagian dinding dan ubin.

“Dari puluhan rumah itu, 11 rumah yang diisi 15 KK dan 46 jiwa, sekarang telah di kosongkan. Karena kondisinya sangat menghawatirkan.

Sementara, rumah yang lainnya masih bisa di tempati warga karena kondisi rumahnya masih layak huni,” paparnya.

Seluruh rumah korban yang telah mengongsongkan 11 rumah ini, mereka telah dievakuasi oleh pemerintah Desa Mekarsari, Kecamatan Nyalindung ke rumah saudara terdekatnya.

Hal ini, sengaja dilakukan sebagai salah satu bentuk upaya preventif pemerintah setempat untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan. Terlebih lagi, cuaca ekstrim saat dapat berpotensi bencana susulan.

“Pergerakan tanah yang menerjang tiga kampung di wilayah kami, hingga saat ini belum menyandang status kebencanaan, baik status darurat bencana, tanggap bencana maupun status transisi bencana,” ujarnya.

Meski demikian, pemerintah Desa Mekarsari dan pemerintah Kecamatan Nyalindung bersama petugas gabungan dan para relawan, kini terus menjaga dan memonitor di posko bencana yang lokasinya tidak jauh dengan lokasi retakan tanah.

“Saat ini, untuk mengurus pengungsi atau warga yang terdampak bencana. Seperti kebutuhan logistik telah di kelola oleh panitia lokal. Diantaranya pemerintah desa dan muspika setempat,” bebernya.

Pihaknya menambahkan, saat ini retakan tanah masih terus meluas. Mayoritas panjang retakan berbentuk bulat atau membelundar.

Sementara, untuk lebar rerakan mulai dari 30 centimeter sampai 50 centimeter dengan kedalaman retakan tanah hingga satu meter lebih.

“Kami terus melakukan rapat koordinasi dengan BPBD, pemerintah Kecamatan Nyalindung beserta Muspika Nyalindung.

Untuk membahas hunian sementara dan hunian tetap bagi warga yang terdampak dari bencana alam ini. Saya berharap bencana pergerakan tanah itu, sudah saja sampai di sini dan tidak bertambah lagi,” pungkasnya.

(Den)

loading...

Feeds

POJOKBANDUNG.com – Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) mengumumkan kerja samanya dengan Universitas Pasundan (Unpas) melalui penandatangan Nota Kesepahaman (Memorandum …