POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Sejumlah hotel di Kota Bandung dijual akibat tidak adanya kunjungan tamu selama pandemi Covid-19.
Imbas dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang sempat pemerintah terapkan sangat berdampak pada geliat industri perhotelan, termasuk di Kota Bandung.
Berdasarkan temuan pada platform jual beli properti online, banyak hotel berbintang dan melati yang dijual. Kisaran harganya mulai dari puluhan juta hingga miliaran rupiah.
Salah satu properti hotel yang dijual ialah hotel berbintang empat pada kawasan Jalan Setiabudi, Kota Bandung.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat, Herman Muchtar membenarkan adanya hotel yang dijual.
Herman menyebut, hotel yang dijual diakibatkan ketidakmampuan mereka untuk pemulihan.
“Karena kalau mereka buka (hotel), konsekuensinya minimal untuk dana operasional kan harus tertutup. Sedangkan kondisi sekarang sangat sulit bisa mencapai dana operasional. Sehingga kemungkinan gulung tikar besar sekali,” ujar Herman via ponsel, Minggu (14/2/2021).
Herman mengungkapkan, relaksasi industri perhotelan saat PSBB beberapa waktu silam, tidak memberi dampak baik apapun.
Kini ada sekitar 10-an hotel di Bandung yang dijual melalui platform jual beli properti. “Banyak (dijual) lebih dari 1-2. Sekitar puluhan dan itu di Bandung saja ya. Belum wilayah Jawa Barat lainnya,” ungkapnya.
Selain Bandung, wilayah lain yang jual menjual hotel ditemukan pada daerah Pangandaran dan Bogor.
Lebih lanjut, Herman mengandalkan vaksin Covid-19 sebagai pemulihan sektor perhotelan.
Menurutnya, jika vaksinasi berjalan lancar dan sesuai target, bisa sedikit membantu perhotelan, karena kunjungan wisatawan bisa kembali menggeliat.
“Berharap vaksin harus berjalan sukses, kemudian pemerintah memberikan pelonggaran dan pergerakan masyarakat bisa kembali terjadi, tetapi tetap memperketat protokol kesehatan. Karena ini sangat baik bagi masyarakat, pengusaha, atau petugas keamanan,” terangnya.
Sedangkan, libur panjang Tahun Baru Imlek 2021 tidak ada peningkatan okupansi hotel yang signifikan.
Meski pemerintah tidak tetapkan cuti bersama pada Hari Imlek, namun libur panjang sejak Jum’at-Minggu (12-14 Februari 2021) tetap terjadi.
“Ada peningkatan tapi sedikit. Kita bisa lihat perkiraan di jalan juga sepi. Lembang juga sepi. Makanya sedikit sekali peningkatannya,” tandasnya.
Sebelumnya, Herman sempat mengungkapkan data terkait hotel yang bangkrut terimbas pandemi Covid-19. Dari hitungan sementara, hotel di Jabar yang bangkrut mencapai ratusan.
“Kalau se-Jabar kemungkinan angkanya bisa ratusan. Saya belum bisa memberi angka pasti,” ujarnya, Kamis (4/2/2021).
Hingga saat ini, kata Herman, pihaknya masih terus melakukan pendataan. Ia akui, hotel yang mengalami kebangkrutan karena pandemi belum mereda hingga melewati bulan Januari.
Herman mensinyalir, Kota Bandung yang merupakan salah satu wilayah destinasi utama di Jabar menjadi wilayah dengan jumlah hotel terbanyak yang mengalami kebangkrutan dibandingkan daerah lainnya.
“Di Kota Bandung cukup banyak, iya kayanya gitu (paling banyak),” ungkapnya.
(fid/muh)