Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Bandung Belum Bersinergi

SOSIALISASI : Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dede Yusuf Macan Effendy saat mengisi acara sosialisasi CHSE pada sektor usaha pariwisata dan ekonomi kreatif di Jawa Barat, Soreang, Minggu (13/12).

SOSIALISASI : Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dede Yusuf Macan Effendy saat mengisi acara sosialisasi CHSE pada sektor usaha pariwisata dan ekonomi kreatif di Jawa Barat, Soreang, Minggu (13/12).

POJOKBANDUNG.com, SOREANG – Objek wisata dan ekonomi kreatif yang ada di Kabupaten Bandung masih berdiri sendiri atau belum menjadi sesuatu yang in line. Padahal ekonomi kreatif akan membuat destinasi wisata akan terus didatangi oleh wisatawan.


“Kawah Putih kok kawah putih, belum terjadi sesuatu yang lainnya untuk membuat orang datang dan kembali lagi,” ujar Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dede Yusuf Macan Effendy usai mengisi acara sosialisasi CHSE pada sektor usaha pariwisata dan ekonomi kreatif di Jawa Barat, Soreang, Minggu (13/12).

Dede menceritakan bahwa Kementerian Pariwisata memiliki super prioritas seperti Danau Toba, Mandalika, Borobudur, Labuan Bajo dan yang lainnya. Meskipun menjadi super prioritas tetapi ternyata jumlah kunjungan dari tahun ke tahun ke objek wisata tersebut memang tinggi, namun jika dibandingkan dengan Bali, masih lebih rendah.

“Nah apa yang membuat Bali dikunjungi berkali-kali, jawabannya ada kreatifitas disitu. Jadi bukan hanya melihat pantainya, tetapi ada tari-tariannya, ada event-event yang terus menerus seperti tari Kecak, itu kan setiap hari main, itulah yang menjadikan namanya paket wisata,” tutur Dede.

“Kalau hanya mengandalkan satu destinasi, kita sebut saja misalnya Borobudur, yang eventnya sebulan sekali, maka orang hanya datang pas ada event,” sambung Dede.

Kemudian, Dede juga menyinggung sertifikat CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability). Katanya sudah delapan kali dirinya melakukan sosialisasi mengenai sertifikat CHSE ini. Kata Dede, sosialisasi ini bertujuan untuk mengingatkan para pelaku pariwisata terkait dengan protokol kesehatan. Apalagi, sebentar lagi akan datang musim libur natal dan akhir tahun

“Apabila kita tidak siap dengan protokol kesehatan, maka ancamannya akan ditutup lagi. Tentu ada bimbingan teknis pelatihan kesadaran, agar pada saat menerima tamu-tamu nanti, mau tidak mau harus siapkan segala bentuk prokes yang aman,” paparnya.

“Kalau kita tidak bisa bekerja sama dengan protokol kesehatan maka PSBB akan terjadi lagi, dan kalau PSBB terjadi lagi akhirnya dampaknya terhadap ekonomi,” jelasnya.

Dede memprediksi bahwa destinasi wisata yang ada di Kabupaten Bandung tidak akan menurun. Justru menjelang akhir ini akan lebih meningkat. Hal tersebut dikarenakan, konsep pariwisata di Kabupaten Bandung yang bersifat terbuka, berbeda dengan Kota Bandung yang bersifat urban, dimana pertemuan banyak dilakukan di tempat tertutup, seperti hotel, cafe dan restoran.

Terkait dengan imbauan Gubernur Jawa Barat tentang larangan masuk ke Bandung untuk warga luar kota Bandung, menurut Dede itu sifatnya imbauan. Yang paling penting adalah menyiapkan fungsi pengawasan yang cukup ketat, dan menyiapkan satgas pengawas yang berkeliling ke tempat pariwisata.

“Semua masyarakat khususnya yang ingin liburan akhir tahun, kita paham liburan adalah hak kita. Yang paling penting adalah siapkan mental kita, fisik, imun tubuh sebelum melakukan perjalanan. Jadi kalau merasa tidak enak badan ya jangan liburan,” tutup Dede.

(fik)

Loading...

loading...

Feeds

DPRD Setujui 2 Raperda Kota Bandung

POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bandung resmi menyetujui dua Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Pada Rapat Paripurna …