POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Jumlah wisatawan ke Kota Bandung saat libur panjang akhir bulan Oktober diprediksi meningkat.
Melihat libur panjang Hari Kemerdekaan dan Idul Adha, Agustus lalu, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bandung optimis terjadi tingkat kunjungan.
Disparbud Kota Bandung menargetkan okupansi hotel pada angka minimal 40 persen.
Kepala Disparbud Kota Bandung, Dewi Kenny Kaniasari mengatakan saat ini jauh sebelum libur panjang, sejumlah wisatawan sudah mulai melakukan pemesanan terhadap kamar hotel. Sehingga ia optimis target okupansi bakal tercapai.
“Melihat dari okupansi hotel, harapannya bisa sampai 40% okupansinya, mudah-mudahan bisa minimalnya terpenuhi,” kata Kenny.
Meski begitu, Kenny juga tetap meminta pengelola hotel mewaspadai lonjakan pengunjung. Karena penyebaran pandemi Covid-19 masih terjadi.
Pihaknya meminta hotel tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Sehingga, wisatawan bisa menikmati libur panjang ke Kota Bandung dengan tanpa rasa tanpa cemas akan tertular Covid-19.
“SOP-nya (acuan protokol kesehatan) hotel itu sudah ada, harus bagaimana restoran, kafe, objek wisata sudah ada SOP-nya,” jelasnya.
Dengan target tersebut, Kenny berharap kunjungan wisatawan ke Bandung bisa meningkat dan mampu berkontribusi memulihkan ekonomi saat masa pandemi.
“Ini membantu pemulihan ekonomi juga khususnya dari wisatawan. Mudah-mudahan dengan banyaknya wisatawan yang datang ke Bandung pariwisata kita bisa bergeliat lagi,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Jawa Barat, Herman Muchtar berharap libur panjang akhir bulan mendatang, mampu membantu pendapatan hotel yang hilang.
Pasalnya, pada September lalu angka okupansi mengalami penurunan drastis. Salah satu akibatnya adalah pemberlakuan PSBB Jakarta.
Baca Juga: Ini Langkah Ridwan Kamil Cegah Lonjakan Kasus COVID-19 di Libur Panjang Akhir Oktober
Berbeda dari Disparbud Kota Bandung, ia mengungkapkan target okupansi hotel bisa mencapai angka 50 persen saat libur panjang kali ini.
“Kita mengimbau pengusaha hotel dan restoran disiplin menerapkan protokol kesehatan. Alhamdulillah sampai saat ini belum ada klaster. Kita minta ini dipertahankan,” ujarnya.
(fid)