POJOKBANDUNG.com – Euforia untuk mendapat vaksin virus Corona besar harapan segera terpenuhi.
Harapannya, dengan vaksin, pandemi segera berakhir dan semua orang hidup normal, seperti sebelum pandemi.
Ternyata anggapan itu keliru. Sebab, vaksin corona ternyata merupakan lini kedua untuk mengatasi pandemi.
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto mengatakan, sejak Desember, dunia memang sudah menghadapi tantangan besar dalam mengatasi pandemi.
Pada satu sisi, obatnya juga masih dirumuskan. Sedangkan vaksin, bukan jaminan untuk mengucapkan selamat tinggal pada pandemi.
“Kita harus paham, vaksin bukan lini pertama dalam penanggulangan Covid-19,” ucapnya dalam konferensi pers, Senin (19/10).
“Karena vaksinasi kita sangat berharap memberikan perlindungan terhadap orang yang jatuh sakit. Tapi tak melindungi orang dari terkena virusnya, paparannya,” katanya.
Berdasar itu, Yurianto menegaskan lini utama adalah tetap melaksanakan protokol kesehatan.
Sehingga seseorang tak akan terpapar virus dengan 3M yakni menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan.
“Apabila kita tak terpapar virusnya maka kita tak akan sakit dan tentunya pasti tak akan meninggal karena Covid-19,” tegasnya.
Yurianto menjelaskan vaksin corona untuk memberikan kekebalan, agar pada saat kita terpapar virusnya, seseorang tak jadi jatuh sakit. Jadi mencegah seseorang tak jadi sakit akibat terpapar virus.
“Maka vaksin itu lini kedua. Sebab orang yang telah mendapat vaksin tak terhalangi untuk terpapar. Maka sekalipun sudah mendapat vaksin, maka jaga dengan pakai masker tetap perlu. Maka, jika tidak, oke kita kebal, tapi masih bisa terpapar virus,” katanya.
“Yang jadi masalah, jika virus pada tubuh kita ini menular pada tubuh orang lain yang belum mendapat vaksin bisa fatal, apalagi pada kelompok rentan,” sambungnya.
Ia menegaskan kembali hampir 80 persen dari orang terpapar virus Corona, tak jatuh dengan kondisi sakit tak ada gejala.
“Nah apabila orang ini ada pada tengah masyarakat yang tak laksanakan 3M, maka ini akan menular ke orang lain,” ujarnya.
Menurutnya, jika orang yang sudah tertular itu memiliki faktor imunitas rendah, komorbid, dan usia lanjut, maka akan jatuh sakit.
Maka tak boleh menganggap vaksin sebagai penyelesaian akhir dari pandemi.
“Sehingga kalau ada vaksin, lalu apakah selamat tinggal masker dan 3M? Tidak begitu. Itu tak menyelesaikan masalah. Tetap 3M, sekalipun sudah mendapat vaksin,” tegasnya.
(jpc)