POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Mengambil dari bahasa asing, Pican, bermakna kelezatan suatu hidangan. Mengambil makna kelezatan makanan, Sate Bulan Pican hadir dengan menu sate yang unik.
Berlokasi Jalan Wira Angun-angun, kedai Sate Bulan Pican menjadi pilihan warga Bandung yang sedang mencari sate dengan varian beragam.
Sesuai namanya, Sate Bulan Pican ini adalah salah satu varian andalan pada kedai Bandung ini. Ketika penghidangan, penyajian 10 tusuk sate ayam/sapi dengan taburan bawang daun dengan rempah-rempah.
Sate ini bercita rasa gurih agak sedikit manis dengan sambal maranggi yang menggoda.
Daging ayam atau sapi lebih dulu dimarinasi dengan bumbu khusus. Selama satu malam daging didiamkan supaya bumbunya menyerap ke dasar daging dan mempercepat proses pembakaran.
Marketing Sate Bulan Pican, Chansay menuturkan, mereka pakai bumbu rahasia dalam menghasilkan sate pican yang gurih nan manis.
“Awalnya coba-coba aja masukin semua bumbu eh taunya jadi enak ya racikan satenya. Ya sudah kita jual dan setiap kumpul sama teman-teman selalu minta menu ini,” kata Chansay.
Resep bumbu Pican terasa unik. Sekilas ini mirip sate taichan, karena tidak ada bumbu kacang atau sambal. Tapi sambal Pican dari daun bawang dipotong cincang memberikan aroma dan rasa yang khas.
Pada proses pembakaran juga dua tahap, pertama daging yang sudah dimarinasi dibakar sampai matang sempurna, lalu dibakar agak menekan supaya lebih meresap lagi bumbunya.
Proses ini juga berlaku untuk varian sate lainnya, seperti sate rempah dan sate taichan.
Chansay menambahkan, sate rempah merupakan perpaduan dari sate Maranggi dan sate Madura.
Untuk jenis satu ini, warna sate agak lebih pekat dari lainnya. Rasanya seperti dendeng yang ditusuk layaknya sate.
“Sate rempah itu bumbu marinasinya agak berbeda dan lebih tebal. Selain itu juga pakai kecap sehingga seperti pencampuran sate Maranggi dan Madura dari bumbu kacangnya,” ungkapnya.
Varian terakhir yaitu sate taichan. Sate yang sedang hits ini pada dasarnya bercita rasa agak hambar. Untuk mendapatkan rasanya, konsumen perlu mencocolnya pada sambal taichan yang disediakan.
Begitu juga konsep yang diusung sate taichan di kedai Sate Bulan. Sate taichan lebih dulu dimarinasi dulu agar konsumen yang bukan penyuka pedas bisa tetap menikmatinya.
Sambal taichan dan bumbu totole (kaldu jamur) disajikan sebagai teman santap sate taichan. Beda dengan taichan lainnya, di sini rasa satenya tidak terlalu hambar karena sudah dimarinasi dulu. “Sambalnya juga dibuat standar agar tetap bisa dimakan enak. Tapi orang yang gak suka pedas bisa makan satenya aja karena sudah gurih dari sananya,” imbuhnya.
Seporsi sate di kedai Sate Bulan dibanderol Rp 20 ribu untuk daging ayam dan Rp 30 ribu untuk daging sapi.
Khusus konsumen yang makan di tempat, kedai Sate Bulan Pican memberikan gratis nasi putih dan bisa tambah. Kedai ini buka setiap hari dari pukul 11.00-20.00 WIB.
(fid/radarbandung)