POJOKBANDUNG.com, SOREANG – Masih dalam tahap pembangunan, gedung Sistem Layanan dan Rujukan Terpadu (SLTR) malah dilahap si jago merah. Yang bikin kaget, pembangunan gedung yang berdiri di belakang Gedung Ormas itu, memakan anggaran sebesar Rp7,5 sampai Rp8 miliar.
Kepala Bidang Penanganan Fakir Miskin Dinas Sosial Kabupaten Bandung, Nia Nindhiawati mengatakan gedung Sistem Layanan dan Rujukan Terpadu (SLTR) digunakan sebagai pelayanan terpadu penanganan kemiskinan. Katanya, gedung tersebut dibangun dalam dua tahun dan saat ini sedang dalam pembangunan lanjutan di tahun 2020.
“Penyebabnya itu kurang tahu, nanti kita tunggu penyelidikan dari aparat yang berwenang, kita tidak bisa memberikan statemen, asal mula dari api itu seperti apa. Tapi ya alhamdulillah sudah sedikit bisa ditangani oleh teman-teman dari Damkar,” ujar Nia saat wawancara di lokasi kejadian, Soreang, Jumat (2/10).
Menurutnya, kejadian kebakaran tersebut terjadi dalam waktu hitungan menit. Kata Nia, cepat sekali, apalagi angin disekitar lokasi kejadian yang besar. Api berhasil membakar bagian atap gedung.
“Gedung pelayanan terpadu penanganan kemiskinan merupakan gedung untuk masyarakat miskin. Agar bisa menyampaikan keluhannya,” sambung Nia.
Nia melanjutkan gedung tersebut disediakan oleh Bupati untuk bisa memberikan ruang dan tempat bagi masyarakat yang memiliki permasalahan. Jadi, tujuan dari pembangunan gedung ini sangat baik sekali.
“Ini anggaran terbesar di Indonesia. Jadi, Pak Bupati apresiasi sekali terhadap Sistem Layanan dan Rujukan Terpadu (SLRT), sehingga memberikan anggaran yang sangat lumayan. Kurang lebih hampir Rp7,5 sampai Rp8 miliar,” tutur wanita yang juga menjabat Manajer Sistem Layanan dan Rujukan Terpadu (SLRT).
Sementara itu, Kabid Pemadaman dan Penyelamatan, Ating Rochyadi menyebutkan kebakaran terjadi sekitar jam 15.00 WIB, penyebabnya diduga akibat korsleting listrik atau pengelasan dari pekerjaan pemasangan instalasi listrik di gedung tersebut.
“Ini kan bangunannya belum selesai, masih dalam pengerjaan, dan yang terbakar itu di atas, di bagian atap dimana disana terlihat ada instalasi-instalasi listrik, mungkin sedang pemasangan, ya,” jelas Ating usai pemadaman.
Ia menyebutkan material pada bangunan tersebut memang mudah terbakar, seperti alumunium dan seng, sehingga api kecil pun akan cepat merambat apalagi dengan hembusan angin yang cukup kencang. Dirinya merasa bersyukur karena kebakaran ini bisa cepat ditangani. Sebab, akses untuk pemadaman cukup mudah dan lokasinya dekat dari mako Disdamkar.
“Kami menurunkan lima unit kendaraan pemadaman kebakaran, terdiri dari tangki dan karba yang berasal dari Mako Soreang, Mako Pacira dan Mako TKI,” pungkas Ating.