Jaringan Gun Gun Dikerahkan Dukung Bedas

PILBUP : Calon Bupati Bandung dari PKB, Dadang Supriatna dan Calon Wakil Bupati Bandung dari Nasdem, Sahrul Gunawan

PILBUP : Calon Bupati Bandung dari PKB, Dadang Supriatna dan Calon Wakil Bupati Bandung dari Nasdem, Sahrul Gunawan

“Banyak jaringan-jaringan kita yang mungkin saja, tidak tersentuh oleh jaringan partai lain. Jadi, kita saling mengisi disitu. Misalnya, PKB yang memiliki jaringan pesantren, sedangkan PKS jaringannya di majelis taklim, pemuda, ormas. Kemudian Partai Demokrat jaringannya di LSM, dan lain sebagainya,” papar Fahmi.

Setelah usaha-usaha membangun koalisi tidak berhasil, sebagai partai politik tidak bisa absen di Pilkada Kabupaten Bandung. Karena, kepentingannya adalah untuk pembangunan. Kemudian, PKS membaca ketiga pasangan yang muncul yaitu yang berpotensial untuk kerjasama selanjutnya.

“Diantara ketiga pasangan, ada plus minusnya. Hingga pada akhirnya jatuhlah ke Dadang Supriatna-Sahrul Gunawan. Kita banyak pertimbangan, tidak hanya elektabilitas, tapi juga mempertimbangkan komunikasi politik yang mungkin akan terbangun nanti setelah menjabat. Kemudian pertimbangan berdasarkan masukan dari bawah, kalkulasi-kalkulasi secara kursi dan sebagainya,” tuturnya.

PKS adalah partai yang solid. Tidak pernah terjadi perpecahan di internal PKS. Terkait adanya  reaksi yang muncul akibat jatuhnya dukungan PKS kepada pasangan Dadang Supriatna-Sahrul Gunawan, kata Fahmi, merupakan hal yang wajar.

“Wajar jika yang senang dan dingin. Tapi sepekan ini, kita terus konsolidasi. Dan ketika kita datangi tidak ada riak-riak,” kata Fahmi

Menurut Fahmi, jika ada reaksi di media sosial, maka hal tersebut tidak bisa menjadi ukuran. Karena faktanya, PKS adalah partai kader, termasuk Gun Gun Gunawan adalah kader.

“PKS adalah partai kader, dan Pak Gun Gun adalah kader yang ditugaskan waktu itu. Jadi beliau (Gun Gun) bergerak untuk mencari koalisi adalah karena menjalankan tugas partai,” tutur Fahmi.

Selanjutnya, Fahmi juga menyinggung PKS yang sudah menjalin koalisi dengan Partai Golkar selama lima tahun. Fahmi menampik  hubungan PKS dan Partai Golkar sudah putus, karena di Pilkada Kabupaten Bandung 2020, PKS lebih memilih mendukung pasangan Bedas. Fahmi memastikan hingga akhir periode Bupati Bandung Dadang M Naser, koalisi antara PKS dan Partai Golkar akan tetap terjaga.

“Bahkan kita berkomitmen, kita ingin mensukseskan DN dengan Gun Gun. Karena komunikasi yang baguslah, kita masih tetap bareng-bareng. Soal Pilkada yang sekarang, itu kan karena realitanya memang begitu,” ujarnya.

Fahmi mengapresiasi kinerja Bupati Bandung saat ini, bahkan Bupati Bandung sebelumnya. Tetapi, memang banyak hal yang harus dibangun dan ditingkatkan.

“Ada ekspektasi yang diinginkan sejak awal, tapi tidak tercapai. Ya tentu, jangan kemudian kita mundur dan diam. Kita harus mencari alternatif. Termasuk koalisi ini adalah bagian dari langkah kita untuk berkontribusi,” katanya.

Saat ini, pihaknya hanya akan melakukan persiapan teknis Pilkada Kabupaten Bandung ini, seperti bagaimana kinerja tim Pilkada di lapangan seperti mengenai Alat Peraga Kampanye (APK), saksi dan lain sebagainya. Itu adalah masalah teknis yang akan terus dikoordinasikan.

“Bahkan tidak hanya menkonsolidasikan secara internal, tapi juga menkonsolidasikan antar partai pendukung yang ada di daerah,” pungkasnya.

(fik)

loading...

Feeds

POJOKBANDUNG.com – Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) mengumumkan kerja samanya dengan Universitas Pasundan (Unpas) melalui penandatangan Nota Kesepahaman (Memorandum …