POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Sekolah Juara bertransformasi dari sekolah gratis menjadi sekolah berbasis social enterprise. Perubahan konsep pengelolaan ini diharapkan bisa meningkatkan eksistensi lembaga pendidikan ini.
Tingginya angka putus sekolah di Indonesia menyebabkan anak-anak kehilangan hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Sekolah Juara hadir membantu pemerintah untuk menjadi salah satu solusi atas permasalahan tersebut.
Tingginya antusias orangtua siswa dalam menyekolahkan anaknya di Sekolah Juara membuat pihak sekolah akhirnya mengubah konsep pengelolaan menjadi lebih mandiri. Selama ini sekolah tersebut sudah identik sebagai lembaga pendidikan yang menggratiskan keseluruhan biaya khususnya bagi anak yatim piatu dan dhuafa.
“Transformasinya dari gratis berkualitas menjadi mandiri berkualitas. Ini akan berpengaruh terhadap komposisi siswa, di mana ada siswa umum. Kami memberikan kesempatan kepada siswa umum, maka dari itu kami menerapkan social enterprise yang mana siswa umum mereka mensubsidi yang tidak mampu, sehingga sekolah tetap sustain,” kata Direktur Indonesia Juara Foundation, Muhammad Sobirin saat peresmian perubahan logo Sekolah Juara di Jalan Panyileukan Raya, Kamis (23/07/2020).
Menurutnya, selama ini Rumah Zakat mengandalkan donasi dari Rumah Zakat untuk menjalankan lembaga pendidikan tersebut. Di sisi lain, Rumah Zakat telah melakukan perubahan pola pemberdayaan terhadap unit binaannya.
Pola menjadi sponsor tunggal selama 20 tahun dirasa kurang efektif dan menjadikan cakupan pemberdayaan Rumah Zakat terbatas karena beban biaya tetap yang cukup besar. Sedangkan setiap tahun Sekolah Juara semakin diburu calon orangtua siswa.
Dengan perubahan ini Sobirin berharap persentasenya bisa 50:50. “50 dari warga Bandung, 50 lagi dari luar daerah dan kita tetap bisa memberikan layanan kepada anak tidak mampu. Kita sedang menuju ideal, kalau sekarang masih porsi 27:73 karena baru dimulai tahun kemarin,” jelasnya.