POJOKBANDUNG.com, SUBANG – Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil meminta investor asing memaksimalkan pengusaha lokal sebagai mitra bisnis dalam membangun industrinya. Tujuannya, pergerakan ekonomi bisa berjalan beriringan hingga manfaatnya bisa dirasakan banyak pihak.
Hal ini mengemuka dalam peletakan batu pertama pembangunan perusahaan produsen spekaer asal Taiwan, PT Meiloon Technology Indonesia (MTI) di Kabupaten Subang, Selasa (21/7/2020).
Diketahui, perusahaan tersebut merelokasi pabriknya di Suzhou, Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Nilai investasi dari kebijakan itu sebesar USD90 juta dan diprediksi bisa menyerap kurang lebih 8.000 tenaga kerja di Indonesia.
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil mengatakan, setiap investor yang menanamkan investasinya di Jabar harus bisa mengoptimalkan pengusaha-pengusaha Jabar sebagai mitra bisnisnya. Menurut dia, saat ini, 53 persen pergerakan ekonomi di Indonesia dikuasai oleh 1 persen kelompok. Tentu hal ini tidak baik untuk iklim bisnis yang sedang dibangun.
“Di sini ada (perusahaan untuk dijadikan mitra) yang memadai (investor), tapi tidak diajak sebagai bagian pembangunan, hanya jadi penonton. Jangan lagi (seperti itu),” kata dia.
Ia pun mengapresiasi MTI menanamkan investasinya di wilayah Jabar. Dia menyatakan, Jabar siap membuka pintu selebar-lebarnya untuk investasi dengan tetap menjalankan protokol kesehatan.
“Saya ingin ini menjadi simbol kebangkitan ekonomi di masa pandemi COVID-19 ini. Saya yakin kalau ini berhasil, ekonomi Jawa Barat akan melompat. Tentunya ekonomi Indonesia akan tergerek luar biasa,” ucap dia.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia pihak dari PT. Meiloon sudah berkomitmen memprioritaskan tenaga kerja lokal Jabar, khususnya Kabupaten Subang, termasuk mengoptimalkan semaksimal mungkin pengusaha-pengusaha dari Provinsi Jabar sebagai mitranya.
“Setiap investasi harus menggandeng pengusaha lokal. MTI memiliki komitmen yang kuat dan merealisasikan relokasi pabriknya dari RRT ke Indonesia,” kata Bahlil.
Sementara itu, Chief Financial Officer (CFO) Meiloon Group, Eva Kuo turut menyampaikan apresiasi atas fasilitasi BKPM dalam melancarkan proses perizinan relokasi investasi perusahaan. Tahap konstruksi MTI rencananya selesai pada November 2020 nanti dan akan mulai berproduksi sebelum akhir semester 2 tahun 2020.
“Pada bulan Februari 2020 lalu, kami hampir putus asa mengurus izin. Namun, setelah bertemu dengan BKPM, kami mendapatkan asistensi yang luar biasa dalam mengurus perizinan pusat dan daerah,” ucapnya.
Di tempat yang sama, Ketua Umum Badan Pengurus Daerah (BPD) Hipmi Jabar, Surya Batara Kartika menyatakan, pihaknya siap mengawal arahan dari Kepala BKPM dan Gubernur Jabar yang mewajibkan investor asing untuk bermitra dengan pengusaha lokal.
“Kami sudah menyiapkan daftar perusahaan dari anggota Hipmi se-Jawa Barat yang siap dilibatkan menjadi mitra lokal dari PT Meiloon. Tentunya, kami juga bertanggung jawab untuk menyediakan mitra pengusaha lokal yang berkompeten dan memiliki daya saing,” katanya.
Ia mengapresiasi pihak pemerintah yang bisa memuluskan investasi di Subang sekaligus secara paralel mengurus perizinan sambil melaksanakan konstruksi/pembangunan. Ini diharapkan menjadi role model dari investasi-investasi selanjutnya, baik di Jabar maupun luar Jabar.