POJOKBANDUNG.com – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sejak awal mengatakan Covid-19 menyebar terutama melalui kontak langsung lewat droplet (tetesan cairan seperti yang dikeluarkan saat orang batuk atau bersin). Tapi baru-baru ini sebuah bukti baru menunjukkan bahwa virus Korona bisa menular lewat udara. Rekomendasi WHO itu ditentang oleh para ahli.
Dalam sebuah surat yang diterbitkan minggu ini di Clinical Infectious Diseases, 239 ilmuwan mengatakan penilaian WHO di tahap awal kemungkinan salah “Ini adalah satu dari serangkaian kesalahan. Sangat disayangkan bagaimana WHO telah menyebabkan segala macam kebingungan,” kata Direktur dan Pendiri Scripps Research Translational Institute
Dr. Eric Topol, seperti dilansir dari TIME, Kamis (9/7).
Para peneliti menilai pandemi COVID-19 yang bergerak cepat telah mengekspos titik lemah WHO. WHO juga bergerak dengan langkah lambat.
“WHO adalah institusi yang terhormat, sesuatu yang kita butuhkan, yang kita andalkan. Setiap kali salah satu dari hal-hal ini terjadi, di mana ada ketidakselarasan serius dengan kebenaran dan sains dan bukti, kredibilitas dipertaruhkan,” tegas Topol.
Surat baru, yang ditulis bersama oleh konsultan WHO dan ditinjau oleh para ahli dari lebih dari 30 negara, berpendapat bahwa WHO dan otoritas kesehatan lainnya tidak detail memperhatikan transmisi Covid-19 di udara. Yaitu infeksi yang terhirup lewat pernapasan kecil. Tetesan yang bisa berlama-lama di udara.
Akhirnya, para pejabat WHO mengakui bahwa kemungkinan rute penularan itu memang ada, pada Selasa (7/7). WHO berdalih pihaknya masih terus mengumpulkan bukti.
“Kami telah berbicara tentang kemungkinan transmisi melalui udara dan transmisi aerosol sebagai salah satu mode transmisi Covid-19,” kata pimpinan teknis WHO untuk Covid-19 Maria Van Kerkhove.
Dalam surat pernyataan para peneliti disebutkan studi virus menunjukkan tanpa keraguan bahwa tetesan yang dikeluarkan oleh orang yang sakit dapat tetap melayang di udara. Ini bisa menimbulkan risiko paparan pada jarak di luar 1 hingga 2 dari orang yang terinfeksi.
Penelitian yang lebih baru menunjukkan bahwa hal yang sama berlaku untuk SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19. Dalam beberapa kasus yang dilaporkan, orang-orang sakit setelah berada di ruangan yang sama dengan orang yang terinfeksi, bahkan jika mereka tidak memiliki kontak dekat sekalipun.
“Anggap saja seperti asap rokok,” kata seorang profesor teknik sipil dan lingkungan di Virginia Tech Linsey Marr.
“Saat orang merokij juga menyebar dan melayang di seluruh ruangan. Aerosol menyebar dengan cara yang sama,” katanya.
Seorang juru bicara WHO mengatakan kepada TIME topik ini sedang ditinjau oleh para ahli teknis. “Tetap wajib mencuci tangan dan menjaga jarak sosial, tetapi ventilasi udara yang baik seperti membuka pintu dan jendela jika memungkinkan, dapat membantu,” tambah Marr.