Pasar Tradisional Kab. Bandung Bikin Cemas, Ternyata Semuanya Negatif Covid-19

Ilustrasi

Ilustrasi

POJOKBANDUNG.com, SOREANG – Dinas Peridustrian (Disperin) Kabupaten Bandung terus berupaya mencegah penyebaran Covid 19 di lingkungan pasar maupun industri, baik dengan cara melakukan pengawasan maupun dengan mengadakan rapid tes.

Kepala Disperin Kabupaten Bandung, Popi Hopipah mengatakan, sejak Kabupaten Bandung dinyatakan berstatus zona biru dan sudah tidak diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), maka pihaknya bekerja sama dengan TNI dan Polri serta Satpol PP untuk mengadakan pengawasan di 31 Kecamatan, terkait penerapan protokol kesehatan di beberapa sektor yang mulai beroperasi.

“Di era New Normal atau Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), kita melakukan pengawasan di industri serta mall ,yang pada saat PSBB hanya membuka supermarketnya saja, tetapi saat ini mall boleh buka dengan tetap menerapkan protokol kesehatan,” ujar Popi di Soreang, Kamis (2/7/2020).

Disperin Kabupaten Bandung, kata Popi, gencar melakukan rapid tes di pasar. Dirinya merasa bersyukur, karena setelah melaksanakan rapid tes di delapan pasar yang diikuti oleh ribuan pedagang, hasilnya tidak ada satupun pedagang yang positif Covid-19.

“Dari sepuluh persen sample yang diambil dari jumlah pedagang pasar, itu tidak ada yang positif Covid 19. Hal tersebut membuat kami merasa tenang untuk menjalankan proses perekonomian di Kabupaten Bandung,” kata Popi.

Kata Popi, diawal kemunculan Covid 19 di Indonesia, Bupati Bandung langsung memerintahkan pihaknya untuk menyemprotkan disinfektan, meskipun pada saat itu belum ada dana yang dianggarkan. Sehingga, dari awal Covid 19 semua pasar yang ada di Kabupaten Bandung sudah dibekali dengan protokol kesehatan, seperti penyediaan cuci tangan dan pembagian masker.

“Kami melakukan pencegahan Covid 19 ini secara merata, baik dipasar desa maupun pasar yang dikelola pemerintah. Jadi tidak ada diskriminasi,” jelas Popi.

Karena Covid 19 ini sudah ada bersama masyarakat, kata Popi, jadi masyarakat harus bisa hidup ditengah kondisi Covid 19. Kuncinya adalah menggunakan masker, mencuci tangan pakai sabun dan handsinitizer, serta menjaga jarak. Popi mengaku sangat sulit mengatur physical distancing dilingkungan pasar. Oleh karena itu, pihak berupaya dengan menyiagakan petugas dipasar untuk menegur masyarakat yang tidak bisa menjaga jarak.

“Saat ini kesadaran masyarakat yang datang ke pasar masih belum care terhadap masalah kesehatan. Tetapi untuk pelaku pasarnya sudah bagus. Dimana ada pedagang yang langsung berinisiatif untuk di swab tes saat ada program rapid tes di pasar,” tutur Popi.

Popi berharap para IKM dan UKM tetap bisa berjalan meskipun terdampak Covid 19. Oleh karena itu, selama pandemi Covid 19 pihaknya tidak pernah menutup operasional perdagangan. Bahkan jika di suatu pasar terdapat pedagang yang positif, maka tidak akan dilakukan penutupan.

“Mudah-mudahan sampai 27 pasar yang melaksanakan rapid tes, tidak ada yang positif Covid 19,” pungkasnya.

(fik/pojokbandung)

loading...

Feeds

POJOKBANDUNG.com – Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) mengumumkan kerja samanya dengan Universitas Pasundan (Unpas) melalui penandatangan Nota Kesepahaman (Memorandum …