Pasar Baru Sepi Pembeli, tapi Pedagang Jadi Lebih Peduli Kesehatan

Pasar Baru

Pasar Baru

POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Pasar Baru telah buka lebih dari dua minggu, tepatnya pada Senin (15/6) lalu. Kendati demikian, sejumlah pedagang mengaku bahwa Pasar Baru masih sepi pembeli.

Hal tersebut diungkapkan Iwan Suhermawan, Ketua Umum Himpunan Pedagang Pasar Baru (HP2B).

“Pengunjung atau pembeli masih sepi, masih jauh dari harapan. Diperkirakan, baru dikisaran 10 persen,” katanya kepada Pojokbandung, Kamis (2/7/2020)

Di waktu normal sebelum pandemi, kata Iwan, pengunjung Pasar Baru dapat tercatat di angka 5.000 hingga 10.000 dalam sehari, terutama di akhir pekan atau di hari libur. Namun kini, diperkiraan hanya 10 hingga 15 persen dari jumlah tersebut.

Bahkan, Iwan menyebut, hampir dua minggu Pasar Baru buka, sekitar setengah dari total pedagangan mangaku kesusahan bahkan untuk hanya mendapat penglaris. Hanya ruang dagang yang berada di titik strategis yang mudah dilalui pengunjung saja yang lebih mudah mendapat penglaris.

Sepinya pembeli, kata Iwan, sejatinya telah terprediksi dari awal. Ia menilai ada beberapa penyebab dari kondisi tersebut, di antaranya, momen kebutuhan untuk belanja fesyen telah lewat saat lebaran kemarin. Terlebih, Iwan menyadari, bahwa kondisi perekonomian masyarakat kini tengah sulit karena didera pandemi hampir menginjak empat bulan.

“Tingkat ekonomi masyarakat kan menurun drastis, sehingga berpengaruh pada tingkat daya beli masyarakat. Daripada belanja fesyen, masyarakat mungkin lebih memilih membeli kebutuhan pokok,” jelasnya.

Selain itu, Iwan menduga, banyak orang tua yang kini menyiapkan uang biaya sekolah anak yang kini masuk tahun ajaran baru. Biasanya, momen ini menguntungkan para pedagang kebutuhan sekolah, namun karena kegiatan pendidikan dilakukan daring, maka pedagang tersebut menjadi sepi pembeli.

“Selain itu, Pasar Baru kan terkenal dengan oleh-oleh haji dan busana muslimnya, sayangnya para penjual kemudian terimbas pula oleh kebijakan penundaan keberangkatan haji,” katanya.

Hal lain, ungkap Iwan, tersendatnya sektor pariwisata pun turut memengaruhi sepinya pembeli. Menurutnya, Pasar Baru yang terkenal pula sebagai satu destinasi wisata belanja di Kota Bandung kehilangan wisatawan yang biasanya berbelanja di sana.

“Ada pembeli dari Malaysia, Singapura, atau Brunei yang mereka tak bisa ke sini karena pandemi,” imbuhnya.

Terlepas dari itu, kata Iwan, pandemi pun membawa kemajuan bagi para pedagang Pasar Baru, yakni ketertiban. Para pedagang, kini mulai tertib dan terbiasa untuk menerapkan protokol kesehatan. Ada upaya untuk saling mengingatkan satu sama lain. Iwan berharap, ini menjadi salah satu momentum perbaikan layanan di Pasar Baru sendiri.

“Saya tidak bisa memprediksi secara pasti kapan akan ramai lagi, tapi saya yakin ini akan kembali lebih baik di tahun depan, yang jelas kami berharap pandemi akan segera selesai, dan perekonomian, khususnya kegiatan ekonomi di Pasar Baru bisa kembali pulih,” katanya.

Hampir serupa, seorang pedagang seragam sekolah, Neli (40) mengatakan, tak sedikit pedagang yang memprediksi kondisi lesunya Pasar Baru meski telah dibuka. Neli pribadi mencoba mengerti dengan kondisi tersebut. Yang terpenting bagi Neli kini adalah bahwa para pedagang mulai berdagang lagi.

“Ya, sepi. Saya merasakan itu, tapi terpenting sekarang, kami telah mulai berdagang lagi. Ini mungkin butuh proses,” pungkasnya.

(muh)

loading...

Feeds

Penggiat Event Curhat ke Kang Arfi

Penggiat Event Curhat ke Kang Arfi

POJOKBANDUNG.com, BANDUNG- Konser band kawakan Sheila On 7 sempat direncanakan berlokasi di Kota Bandung pindah ke Kabupaten Bandung. Hal itu menjadi …