“Kita kan disini berbicara masyarakat miskin. Tidak semua masyarakat miskin itu punya HP android, tidak semua mereka mengerti gadget, mengerti IT. Memang betul sudah ada upaya dari Disdik Jabar, tapi tidak ada edukasi juga, mereka juga tidak paham. Tidak semua masyarakat mengerti dengan IT,” tegasnya.
Sebelumnya, terkait sistem eror yang terjadi saat pengumuman hasil seleksi, hal tersebut diakui Kadisdik Jabar, Dedi Supandi. Menurutnya, masalah sistem muncul lantaran membludaknya pengakses ke situs tersebut.
“Untuk server, pengembang ada yang terkait dengan membludaknya yang mengakses ke link tersebut. saya barusan juga coba (akses), ada yang bisa ada yang tidak,” kata Dedi.
“Ini merupakan evaluasi saya, untuk perbaikan ke depannya,” imbuhnya.
Padahal, sebagaimana disampaikan Ketua Panitia PPDB SMA/SMK/SLB Provinsi Jawa Barat, Yesa Sarwedi, pihak Disdik jauh-jauh hari telah menyiapkan berbagai hal untuk menunjang PPDB 2020. Termasuk penguatan jaringan teknologi informasi (TI).
“Kami sudah meningkatkan bandwidth server kami, dedicated 1 gbps,” ujar Yesa, saat menggelar jumpa pers di Balai Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (Tikomdik) Disdik Jabar, Jln. Dr. Radjiman No.6, Kota Bandung, Senin (8/6) lalu.
Yesa menyatakan, peningkatan akses internet ini sangat penting, mengingat proses PPDB SMA/SMK tahun ini sepenuhnya dilakukan secara online. Dengan kesiapan TI seperti ini, Yesa meyakini proses PPDB berjalan lancar, khususnya saat siswa mengunduh dan mengunggah berkas-berkas persyaratan.
“Insya Allah, sistem server PPDB SMA/SMK dan SLB Jawa Barat bisa optimal mengolah dan memproses data calon siswa yang masuk,” pungkasnya.
(muh/pojokbandung)