POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Seorang netizen, Ananda Putri mengungkap soal keprihatinannya terhadap kondisi satwa yang ada di kebun binatang.
Melalui akun twitternya, ia mengajak warga Bandung untuk memberikan donasi demi membantu pasokan makanan bagi satwa-satwa yang ada.
“Adakah yg sudah menggalang dana untuk kebun binatang? Walaupun tutup kan binatangnya juga harus tetap makan. Tadi denger berita sih katanya kebun binatang agak kesusahan untuk ngasih makan hewan disana. Kalau belum ada, apakah mau diadakan?” cuit Ananda.
“Insha allah sementara Bandung dulu. Semoga ada daerah lain yg mau mulai juga. Sedikitpun gapapa, bakal sangat membantu. Nanti aku bikin untuk kitabisa. Doakan semoga lancar,” cuitnya lagi.
Ajakannya Ananda Putri ini disambut positif warganet, yang mengaku siap ikut membantu. “Adain yuk kasian hewan2 nya,” tulis @chellayp
“Ka mau banget ikutaan, bikin di kitabisa apa gimana ka?Pleading face,” tulis @kuuugyyyyy
“Siap kak kita donasi,” tulis @ @ucuplennon.
Pun demikian, pihak Kebun Binatang Bandung atau Bazoga (Bandung Zoological Garden) berencana untuk membuka donasi dalam bentuk apapun, demi menyelamatkan satwa yang ada.
Seperti sayuran atau daging dapat langsung diantar masyarakat ke Bazoga. Disamping itu, Bazoga juga berencana membuka donasi lewat situs kitabisa.
Markom Bazoga, Sulhan Syafi’i mengakui, biaya operasional pakan untuk satwa di Bazoga terus menyusut saat ini.
Setiap bulan, operasional pakan semua satwa bisa menghabiskan dana Rp 300 juta. Cadangan dana yang ada diperkirakan hanya akan cukup untuk sampai bulan Juli.
“Kita punya dana cukup sampai bulan Juli. Kalau pandemi virus corona terus berlangsung, kami sudah siapkan opsi-opsi. Salah satunya mengorbankan rusa untuk macan tutul atau harimau,” kata Silhan, Jumat (1/5/2020).
Kebun binatang Bandung memiki 3 ekor macan tutul, 2 harimau bengala, 3 ekor singa dan 2 harimau sumatera. Setiap ekornya rata-rata membutuhkan 10 kg daging campuran sapi dan ayam.
Kebutuhan pakan hewan jenis karnivor diakuinya, memang paling mahal ketimbang buah-buahan untuk kebutuhan pakan hewan primata dianggap lebih murah.
Begitu pula untuk hewan pemakan rumput, seperti gajah, masih dapat mengandalkan suplai dari Sumedang.
“Biasanya makan sekali, besoknya tidak makan. Memang seperti itu sistem makannya. Nah sekarang kita kurangin jatahnya jadi 8 kg,” ungkapnya.
Namun demikian, Sulhan memastikan satwa di kebun binatang masih dirawat secara baik saat ini, meski statusnya ditutup sementara sejak 21 Maret lalu.
Puluhan karyawan masih ada yang bekerja untuk merawat binatang, termasuk fasilitas penunjangnya.
“Kondisi sekarang menguras cadangan biaya operasional. Makanya, karyawan harian ada yang dirumahkan sementara. Sekarang kami mengandalkan sekitar 64 karyawan untuk tetap bekerja membersihkan kandang atau memberikan makan satwa,” tandasnya.
(ysf)