Selain itu, kata Krishna, selama pandemic Covid-19 BPJS Ketenagakerjaan tetap hadir melayani seluruh peserta melalui Lapak Asik (Layanan Tanpa Kontak Fisik).
“Mekanisme pencairan klaim dilakukan secara online. Tujuannya adalah untuk memutuskan mata rantai dari penyebaran Covid-19,” ungkapnya.
Paparan lainnya diungkapkan Anggota Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan, Rekson Silaban. Menurutnya, peringatan May Day 2020 di tengah pandemi Covid-19 merupakan momentum yang berat.
Namun, ia berharap semangat untuk menyuarakan aspirasi tetap bisa dilaksanakan tentunya dengan menerapkan protokol kesehatan di tengah pandemi ini.
“Melalui Webinar ini kita membuka ruang kepada semua stakeholder termasuk para serikat pekerja/ serikat buruh untuk memberi masukan atau saran,” jelasnya.
Selain itu, kata dia, untuk mengatasi segala permasalahan pelayanan ditengah pandemi Covid-19 ini pihaknya terus membenahi sistem pelayanan berbasis online agar tidak terjadi kendala dan
untuk memudahkan peserta.
“Intinya kami terus membenahi sistem pelayanan,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Barat, Ade Afriandi menyebut, kegiatan Webinar BPJS Ketenagakerjaan dalam rangka May Day 2020 merupakan bentuk kolaborasi stakeholder ketenagakerjaan dalam menyampaikan aspirasi di tempat dan ruang yang berbeda.
“Jika biasanya May Day dilaksanakan dengan cara turun ke jalan untuk menyuarakan aspirasi. Namun di tengah pandemi Covid-19 ini berbeda. Tapi pada dasarnya saya ingin semangat perjuangan kaum buruh tetap terjaga,” papar Ade.
Ade juga menyampikan, berharap melalui seminar berbasis web (webinar) ini menjadi ruang diskusi dan masukan untuk berbagai stakeholder dalam memperjuangkan jaminan hidup kaum buruh tentunya melalui jalur yang sesuai dengan konstitusi.
“Semoga aspirasi dari serikat buruh/ serikat pekerja bisa menghadirkan sebuah perusahaan yang sehat serta menumbuhkan rasa kepedulian terhadap pekerjanya,” pungkasnya.
(arh)
