RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Balai Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Provinsi Jawa Barat terus memaksimalkan pelayanan pengecekan sampel Covid-19. Sebagai laoratorium rujukan, mereka mengakselerasi kerjasama dengan berbagai pihak.
Untuk memeriksa sampel COVID-19, Balai Laboratorium Jabar bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung serta Pusat Nanosains & Nanoteknologi Institut Teknologi Bandung.
Balai Laboratorium Jabar juga sedang mempersiapkan laboratorium satelit bersama Institut Pertanian Bogor untuk penanganan COVID-19 di wilayah Bogor Depok Bekasi. Dengan dengan tes swab dapat dilakukan secara mandiri agar deteksi serta penanganan lebih responsif tanpa harus menunggu Pemerintah Pusat.
Baca Juga: 100 Tahun Lalu, Indonesia Terinfeksi Wabah Serupa Pendemi Covid-19, Ini Sejarahnya
Dalam kompetensinya, Balai Laboratorium Jabar atau dikenal juga dengan Labkesda Jabar telah mengantongi sertifikat Laboratorium Penguji dan Laboratorium Medik dari Komite Akreditasi Nasional. Selain itu, Balai Laboratorium Jabar juga memiliki sertifikat Bio Safety Laboratory 2 Plus dari World Health Organization (WHO).
Bagian dari Bio Safety Laboratory WHO, Balai Laboratorium Jabar memiliki bio safety cabinet, yakni sebuah lemari khusus untuk menyimpan sampel virus dengan steril dan aman sehingga tidak bocor dan membahayakan masyarakat.
Saat ini Balai Laboratorium Jabar telah memiliki tiga alat PCR dengan proses ekstraksi dilakukan secara manual. Namun dalam waktu dekat, Balai akan mendapat tambahan alat PCR dua unit dan ekstraksi dua mesin.
Menurut Penanggungjawab Laboratorium dr Ryan B Ristandi, balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Jabar telah mengambil sampel dari empat klaster penyebaran COVID-19, yakni Klaster Seminar Anti Riba Bogor, GPIB Bogor, GBI Lembang, dan Musda Hipmi.
Menurut Ryan, saat ini Balai Laboratorium memiliki kemampuan memeriksa 96 sampel per hari. Namun dalam dua minggu terakhir sampel terus berdatangan secara cepat sehingga kini Balai Lab sudah punya antrean hingga 300 sampel.
Untuk itu, Balai Laboratorium Jabar harus memprioritaskan sampel mana saja yang harus lebih dulu keluar, guna mengetahui epidemologi atau peta persebaran virus positif di Jabar.
“Satu kali swab test idealnya hasil sudah keluar lima jam. Tapi karena sudah ada 300- 400 sampel yang mengantre, kami harus memprioritaskan sampel mana yang harus duluan keluar hasilnya,” jelas Ryan.
Meski disibukkan dengan pemeriksaan sampel COVID -19, namun Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Barat tetap membuka layanan umum seperti biasa. Sejauh ini, ada 40-50 sumber daya manusia terdiri dari dua dokter spesialis, dua dokter umum, perawat, serta 40 analis senior bertaraf internasional, Balai Laboratorium Jabar siap melayani masyarakat.
Beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan di lab Jalan Sederhana, Kota Bandung, di antaranya pemeriksaan kimia klinik seperti gula darah, koleterol, triglisterida, asam urat, kreatinin, SGOT- SPGT; pemeriksaan hematologi seperti trombosit, leukosit, hematokrit; pemeriksaan imunologi seperti hepatitis, HIV, TORCH, dengue; pemeriksaan mikrobiologi seperti TBC, kolera, tipus; serta pemeriksaan USG.
“Selama wabah ini kami bekerja sudah seperti di rumah sakit. Kami bekerja dalam beberapa sif. Sebetulnya Pak Gubernur telah mengizinkan kami untuk WFH (work from home), tapi untuk saat ini belum bisa,” pungkasnya.