Dari ke 12 pasien tak satupun mengalami penglihatan kabur. Pada dua pasien, virus corona hadir dalam cairan hidung dan mata.
“Beberapa pasien Covid-19 memiliki gejala okular, dan mungkin coronavirus baru hadir dalam sekresi konjungtiva pasien dengan COVID-19,” kata peneliti Dr. Liang Liang dari Departemen Ophthalmologi di Universitas China Three Gorges di Yichang dikutip dari WebMD.
Konjungtiva sendiri merupakan lapisan jaringan transparan dan tipis yang melapisi kelopak mata bagian dalam serta menutupi bagian putih mata.
Liang menyebut kemungkinan hal itu terjadi pada pasien virus corona yang telah mengalami pneumonia parah.
Hal itu senada dengan laporan JAMA Opthalmology yang mengatakan, semakin parah Covid-19 seorang pasien maka semakin besar kemungkinannya untuk memiliki mata merah.
“Mengingat temuan ini, dokter dan perawat yang merawat pasien dengan COVID-19 harus mengenakan kacamata pelindung serta pakaian pelindung lainnya, topi dan sarung tangan,” kata Liang.
Hindari sentuh mata dan wajah
Menanggapi penelitian tersebut, seorang dokter mata di Kota New York mengingatkan, agar orang-orang mengambil langkah antisipasi untuk mencegah terjadinya mata merah muda.
Caranya adalah dengan menghindari menyentuh mata dan wajah serta sebaiknya selama adanya wabah virus corona untuk memilih menggunakan kacamata, dan bukan lensa kontak.
“Walaupun konjungtivitis adalah manifestasi yang jarang dari penyakit ini, kita harus mengambil semua tindakan pencegahan yang diperlukan untuk mencegah konjungtivitis, termasuk sering mencuci tangan,” kata Dr. Prachi Dua, dokter spesialis mata di Rumah Sakit Manhattan Eye, Ear and Throat.
Ia menambahkan, pasien dan dokter harus sama-sama menyadari bahwa Covid-19 juga dapat bermanifestasi yang menimbulkan mata merah, bengkak hingga robek.
“Pasien-pasien ini harus mencari perawatan yang tepat untuk diagnosis dan pencegahan penularan yang tepat,” tambahnya.
Alfred Sommer, seorang Profesor Epidemiologi dan Kesehatan Internasional di Sekolah Kesehatan Masyarakat John Hopkins , juga menanggapi penelitian ini.
“Ini adalah peringatan bagi orang-orang bahwa konjungtiva dapat menjadi sumber infeksi yang mungkin menyebar ke orang lain,” katanya.