POJOKBANDUNG.com, JAKARTA- Pasar modal Indonesia awal pekan ini runtuh karena sentimen penyebaran virus korona dan jatuhnya harga minyak. Indeks harga saham gabungan (IHSG) terjun 6,58 persen atau 361 poin ke level 5.136, pada penutupan perdagangan Senin (9/3/2020).
Nilai kapitalisasi saham terkuras Rp 398,07 triliun menjadi Rp 5.958,81 triliun dari sebelumnya Rp 6.356,88 triliun. Hanya 43 saham yang mengalami kenaikan.
Sebanyak 382 saham terkoreksi dan 102 saham stagnan. Di seluruh pasar, asing tercatat membukukan beli bersih sebanyak Rp 166,73 miliar.
Direktur PT. Anugerah Mega Investama Hans Kwee menyebut, keruntuhan pasar modal tanah air dikarenakan perkembangan virus korona yang cepat. Tercatat 110.034 kasus positif yang terjadi di berbagai belahan negara.
Di antaranya sebanyak 3.825 orang yang meninggal. “Faktor global sih. Pertama korona mendunia sudah 100 ribu lebih orang penyebarannya sistematis di beberapa negara. Kita lihat orang yang sudah sembuh korona bisa kambuh lagi itu mengkhawatirkan,” ujarnya, Senin (9/3/2020).
Apalagi, lanjutnya, virus korona sudah memasuki Indonesia dengan enam korban yang positif mengidap virus mematikan tersebut. Meskipun, penyebaran virus korona di Indonesia dapat terkendali dibandingkan negara lain.
“Penyebaran korona di Indonesia sendiri relatif terkendali lah, dibandingkan Italia atau negara lain yang penyebarannya cepat,” ucapnya.
Kemudian, lanjutnya, penurunan IHSG juga merespons sentimen harga minyak dunia yang tercatat anjlok lebih dari 25 persen dalam sehari. Brent melorot 28,1 persen ke USD 32,26 per barel. Sementara WTI anjlok lebih dalam sebesar 31,6 persen di USD 28,22 per barel.
“Harga minyak anjlok setelah OPEC+ gagal capai kata sepakat untuk pangkas produksi minyaknya saat pertemuan di Vienna,” ucapnya.
Di sisi lain, lanjut Hans Kwee, jika menelusuri dampak virus korona di pasar saham, sebenarnya bursa global sudah merespons positif. Pasalnya, penanganan di Tiongkok sendiri relatif baik dengan angka penyembuhan yang lebih tinggi dibandingkan angka kematian.
Sebagai informasi, pasar saham Australia, Indeks ASX 200 jatuh 7,33 persen ke posisi 5.760,6. Sedangkan indeks Nikkei di Jepang anjlok 5, 07 persen ke posisi 19.698,76.
Indeks Kospi di Korea Selatan turun 4,19 persen ke posisi 1.954,77, sementara indeks Hang Seng Hongkong anjlok 4,23 persen ke 25.040,46. Sedangkan, bursa saham Tiongkok daratan menurun, dengan indeks komposit Shanghai melemah sekitar 3,01 persen menjadi 2.943,29.