POJOKBANDUNG.com, JAKARTA – Pariwisata dan perhotelan menjadi sektor industri yang paling awal terdampak wabah Corona. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jatim Dwi Cahyono mengatakan, okupansi hotel anjlok. Februari lalu tingkat keterisian kamar hanya 40 persen. Padahal, normalnya berada pada kisaran 60 persen. “Memang tidak ada yang pelesir,” ucap dia Senin (2/3/2020).
Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Jatim Gondo Hartono mengungkapkan hal yang sama. Wabah Corona membuat banyak pelancong asing batal berwisata ke Jatim. Terutama wisatawan dari Tiongkok, Jepang, dan Taiwan.
“Akibatnya, wisman yang ke Jatim turun drastis. Sekitar 50 persen dibanding bulan biasanya. Bahkan, transportasi udara internasional juga turun sampai 80 persen,” ungkapnya.
Kendati demikian, sampai sekarang belum ada keluhan soal kredit dari para pelaku usaha. Khususnya pariwisata.
“Dari kalangan travel agent, hampir tidak ada kredit yang nilainya besar. Hanya cicilan mobil mungkin. Semuanya masih aman terkendali,” tegas Gondo.
Terpisah, Ketua Forum Komunikasi Asosiasi Pengusaha (Forkas) Nur Cahyudi mengatakan, sejak awal tahun kinerja mebel Jatim turun sekitar 5 persen. Bahkan, pameran mebel yang sedianya digelar Maret pun terpaksa ditunda.
“Pengusaha kesulitan ekspor karena banyak negara yang menutup akses perdagangan,” ungkapnya.
Namun, Nur bersyukur karena bahan baku mebel masih aman. “Umumnya sudah menstok bahan baku dan penunjangnya sampai tiga bulan atau sampai Maret,” lanjut Nur. Namun, apabila wabah Corona meluas, produksi juga akan terganggu.
Sejauh ini, belum ada pengusaha mebel yang kreditnya bermasalah karena turunnya kinerja. Namun, Forkas tetap membuka peluang restrukturisasi kredit. Baik soal jadwal pengembalian pinjaman, pemotongan suku bunga, maupun penghapusan denda.
“Restrukturisasi itu untuk antisipasi pelemahan ekonomi global dan membantu peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional,” pungkasnya.